Namlea, INFO_PAS -- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Namlea bekerja sama dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sawa menggelar skrining kesehatan untuk mendeteksi Penyakit Tidak Menular (PTM), Malaria, dan Tuberkulosis (TB) Paru bagi warga binaan, Rabu (22/1).
Berlangsungi di Ruang Aula, Pelaksana Harian Kepala Lapas Namlea, Supardy Djaya, mengucapkan terima kasih kepada Puskesmas Sawa yang telah berpartisipasi langsung dalam kegiatan skrining ini.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Puskesmas Sawa yang sebelumnya juga telah beberapa kali melakukan skrining kesehatan bagi warga binaan di Lapas Namlea. Peran petugas Puskesmas sangat kami butuhkan untuk membantu kami mengatasi keterbatasan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang layak bagi warga binaan," ujar Supardy.
Lebih lanjut, Supardy menambahkan bahwa kegiatan skrining ini juga memberikan kesempatan bagi warga binaan untuk mendapatkan edukasi kesehatan serta penanganan medis yang lebih baik terkait penyakit yang diderita. "Kami berharap warga binaan dapat berkonsultasi lebih lanjut terlebih jika mengalami gejala penyakit menular seperti TB, Malaria, atau penyakit lainnya, agar kami dapat melakukan deteksi dini dan memberikan perawatan medis yang diperlukan," jelasnya.
Selama pemeriksaan, sebanyak 109 warga binaan menjalani serangkaian tes oleh petugas Puskesmas Sawa, diantaranya pengecekan kolesterol, gula darah, asam urat, serta pemeriksaan TB dan Malaria menggunakan Tes Cepat Molekuler (TCM) dan Tes Darah Cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT).
Ketua Tim Puskesmas Sawa, Sriwulan Wali, mengungkapkan bahwa dari 109 warga binaan yang diperiksa, 25 orang terindikasi sebagai suspect penyakit TB dan Malaria berdasarkan gejala-gejala yang muncul, seperti batuk yang tak kunjung sembuh dan demam.
"Dari seluruh warga binaan yang mengikuti pemeriksaan, ada beberapa yang kami curigai terinfeksi TB atau Malaria. Oleh karena itu, kami melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan alat skrining. Hasil sementara masih dalam pengujian dan akan segera diketahui," ungkap Sriwulan.
Sriwulan menegaskan bahwa skrining kesehatan ini sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit infeksius dan non-infeksius di dalam Lapas. Hal ini dikarenakan Lapas merupakan tempat dengan risiko tinggi terhadap penyebaran berbagai penyakit yang dapat membahayakan kesehatan warga binaan.
"Sebagai tempat berkumpulnya banyak orang, Lapas tentu memiliki risiko tinggi terhadap penyebaran penyakit, terutama TB yang mudah menyebar melalui udara. Oleh karena itu skrining kesehatan secara berkala serta upaya-upaya prefentif lainnya sangat diperlukan untuk mengantisipasi hal tersebut," pungkasnya. (Humas)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI