Namlea, INFO_PAS - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Namlea gandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku dengan menggelar sosialisasi mitigasi bencana kepada petugas dan warga binaan, Jumat (4/10). Sosialisasi tersebut dihadiri Kalapas Namlea, Ilham, Analis Kebencanaan BPBD Provinsi Maluku, Julian Kayadoe, dan sejumlah perwakilan dari BPBD Kab. Buru.
Ilham menyampaikan sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang langkah-langkah yang perlu diambil dalam menghadapi situasi  akibat bencana alam. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk memperkuat koordinasi antara Lapas dan BPBD, sehingga respon terhadap bencana bisa lebih cepat dan terorganisir dengan baik.
"Disaster awareness sangat diperlukan oleh kita yang berada di didalam Lapas. Mengapa?, bencana merupakan musibah yang tidak dapat kita prediksi kapan terjadinya. Ditambah lagi dengan ruang gerak yang terbatas, petugas dan warga binaan harus dilatih memiliki kemampuan dalam melakukan mitigasi bencana," ujar Ilham.
Analis Kebencanaan BPBD Provinsi Maluku, Julian Kayadoe, menambahkan bahwa Maluku merupakan daerah yang rawan bencana, dengan 15 ancaman bencana yang teridentifikasi, termasuk gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dan cuaca ekstrim. Wilayah Maluku juga tercatat pernah mengalami bencana besar, seperti tsunami di Kepulauan Banda pada tahun 1629 dan di Ambon pada tahun 1674 Â yang menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan.
Merujuk dari data tersebut, Julian menekankan kewaspadaan dan kesiapsiagaan wajib dimiliki seluruh lapisan masyarakat, termasuk petugas maupun warga binaan di Lapas. Menurutnya, kemampuan dalam memitigasi bencana harus dikuasai agar mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat bencana.
"Ada beberapa langkah yang dapat kita terapkan ketika terjadi bencana. Gempa misalnya, kita tidak boleh panik dan segera menyelamatkan diri dengan berlindung dibawah meja dan segera cari tempat yang aman. Apabila terjadi tsunami, jauhi pantai dan segera naik ke tempat yang lebih tinggi. Langkah-langkah ini akan sangat membantu kita semua dan terhindar dari dampak bencana yang jauh lebih besar," ungkap Julian.
Pada kesempatan ini, warga binaan dan petugas diberi kesempatan untuk mempraktikkan simulasi mitigasi bencana secara langsung, seperti prosedur evakuasi saat gempa dan tsunami, serta cara berlindung di area yang aman. Simulasi ini bertujuan untuk melatih kesiapsiagaan dan memastikan tindakan yang tepat dalam menghadapi berbagai situasi darurat. (Humas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H