Pertemuan yang digelar pada Rabu, 4 Desember 2024 di kantor Kemenag dihadiri oleh perwakilan Lapas Lamongan, Kepala seksi pembinaan dan anak didik, Yauman Sarif, serta Kasubsi Registrasi dan Bimkemas, dan satu petugas registrasi Lapas Lamongan. Bapak Yauman Sarip, menyampaikan pentingnya pendirian TQA sebagai bagian dari program pembinaan keagamaan. "Kami ingin memastikan para warga binaan mendapatkan pendidikan Al-Qur'an yang terstruktur dan bimbingan spiritual yang lebih mendalam," ujarnya.
Kepala Kankemenag, Bapak H. Mohammad Muhlisin Mufa menyambut baik inisiatif ini. "Kami mendukung sepenuhnya pendirian TQA di Lapas Lamongan. Ini merupakan bentuk sinergi untuk menciptakan pembinaan yang berkesinambungan, sehingga para warga binaan dapat memperbaiki diri dan mempersiapkan kehidupan yang lebih baik setelah bebas," ungkapnya.
Program TQA ini diharapkan dapat memberikan pendidikan dasar Al-Qur'an, mulai dari mengenal huruf hijaiyah hingga mampu membaca dan memahami isi kandungan Al-Qur'an. Selain itu, TQA juga dirancang untuk memotivasi warga binaan mendalami nilai-nilai agama dan menjadikannya bekal hidup.
Tahap awal pendirian TQA mencakup pelatihan guru mengaji dari warga binaan yang sudah memiliki kemampuan mengaji, serta mendatangkan ustadz dari luar. Dalam waktu dekat, Kemenag dan Lapas akan menyusun kurikulum khusus yang sesuai dengan kebutuhan para warga binaan.
Program ini diharapkan dapat menjadi model pembinaan keagamaan di lapas-lapas lain. Dengan adanya TQA, warga binaan tidak hanya menjalani hukuman tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diri melalui pendekatan spiritual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H