Slawi, 6 Desember 2024 -- Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal bersama USAID Area Jawa Tengah melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) terhadap pelaksanaan skrining Tuberkulosis (TB) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Slawi, Kabupaten Tegal. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan efektivitas program deteksi dini TB di lingkungan lapas, serta meningkatkan upaya penanggulangan penyakit menular tersebut di kalangan narapidana.
Pelaksanaan skrining TB di Lapas Slawi dilaksanakan sebagai bagian dari program kerjasama antara Dinkes Kab. Tegal, USAID, dan Kementrian Imigrasi dan Pemasyarakatan. Dalam kegiatan ini, seluruh narapidana di Lapas Slawi menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya infeksi TB, dengan menggunakan metode yang sesuai standar medis.
Kegiatan monev ini dipimpin oleh Akhmad Budi Hermanto, Kepala Subseksi Perawatan, yang menjelaskan bahwa skrining TB merupakan salah satu langkah penting untuk menekan angka penyebaran penyakit menular di lapas. "Kami ingin memastikan bahwa setiap narapidana yang terindikasi positif TB segera mendapatkan penanganan yang tepat, agar tidak terjadi penularan lebih lanjut," ujar Akhmad.
Brian Ariesto Sidik, Kepala Seksi Binadik dan Giatja Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan menambahkan bahwa USAID telah memberikan dukungan signifikan dalam penguatan sistem skrining TB di lapas. "USAID telah membantu dalam penyediaan alat kesehatan, pelatihan tenaga medis, serta kampanye kesadaran kepada petugas lapas dan narapidana tentang pentingnya deteksi dini TB," jelas Brian.
Karyono, Kepala Lapas Kelas IIB Slawi, menyampaikan apresiasi terhadap program skrining TB yang dilaksanakan. "Program ini sangat penting bagi kami, mengingat lapas adalah lingkungan dengan kepadatan tinggi, yang berisiko mempercepat penyebaran penyakit menular. Kami berharap dengan adanya skrining ini, kami dapat mencegah terjadinya wabah TB di dalam Lapas," ujar Karyono.
Monev pelaksanaan skrining TB di Lapas Slawi menjadi langkah penting dalam upaya mencegah penyebaran penyakit TB di kalangan narapidana. Melalui kerjasama antara Dinkes Kab. Tegal, USAID, dan Lapas, diharapkan program ini dapat terus dilanjutkan dan diperluas ke lapas-lapas lainnya di wilayah Jawa Tengah, guna memastikan deteksi dini yang lebih efektif dan penanganan yang tepat untuk narapidana yang terindikasi terinfeksi TB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H