"Kami mengubah yang terbuang menjadi emas," ujar Rusdedy, Kepala Lapas Garut, dengan bangga. "Sabut kelapa yang sering dipandang sebelah mata, kini telah kami sulap menjadi produk bernilai tinggi kualitas ekspor. Ini bukan hanya tentang ekonomi, tapi juga tentang membuka mata dunia terhadap potensi tersembunyi di balik tembok lapas."
Kegiatan produksi ini tak hanya menghasilkan produk berkualitas, tapi juga membuka pintu kesempatan bagi para warga binaan. Mereka tidak hanya mendapatkan keterampilan baru, tapi juga premi sesuai hasil kerja - sebuah langkah konkret menuju kemandirian finansial pasca bebas nanti.
"Ini adalah bukti nyata bahwa dengan pembinaan yang tepat dan kesempatan yang adil, setiap individu memiliki potensi untuk berkontribusi positif pada masyarakat," tambah Rusdedy. "Kami di Lapas Garut berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program serupa, menciptakan lebih banyak kisah sukses, dan membangun jembatan antara warga binaan dan dunia luar."
Keberhasilan ini bukan hanya menjadi kebanggaan Lapas Garut, tapi juga inspirasi bagi lembaga pemasyarakatan lain di Indonesia. Ini membuktikan bahwa dengan kreativitas, kerja keras, dan kemitraan yang tepat, bahkan tembok lapas pun bukan halangan untuk meraih sukses di kancah global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H