Rokok memang hebat! Di jalan tadi saya baru saja melihat dua insan berbeda ras, suku bangsa, usia dan beda bahasa bisa berkomunikasi dengan lancar. Salah satunya dilihat dari penampilannya adalah seorang bapak-bapak ras Asia dan satunya lagi seorang remaja bule. Si remaja bule yang berpapasan dengan si bapak Asia begitu melihat rokok yang menyala di tangan si bapak tiba-tiba langsung mengeluarkan sebatang rokok yang belum menyala dan disodorkan ke si bapak. Hebatnya si bapak terlihat langsung mahfum dan tidak tersinggung sedikitpun dan langsung menyalakan rokok yang disodorkan itu. Kemudian keduanya langsung agak minggir dari tengah trotoar dan mengisap rokok masing-masing sambil manggut-manggut tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Luar biasa!
Itulah hebatnya rokok, yang mampu mempersatukan manusia dari berbagai golongan. Saya usulkan ke depannya orang-orang di dunia dapat dibagi menjadi dua golongan, perokok dan mantan perokok. Rasanya tidak ada lagi yang tidak pernah terpapar asap rokok di dunia ini, bahkan bayi baru lahir pun banyak yang sudah terpapar. Rokok lebih hebat dari ajaran agama manapun. Dalam artian hampir semua orang sudah terpapar, dan para penganutnya bersedia membelanya mati-matian. Antar sesama penganut pun sudah terjalin saling pengertian yang mendalam, sehingga baru ketemu di pinggir jalanpun sudah langsung akrab. Para penganut pun bisa menjalankan ritual lebih dari 5 kali menyalakan rokok sehari. Coba, agama mana yang bisa begitu?
Saya teringat ketika guru saya berdebat dengan seorang teman tentang bahaya merokok, walaupun sang guru menyodorkan bukti-bukti akurat hasil penelitian tentang bahaya merokok, si teman tetap bersikukuh mati-matian dengan logikanya sendiri bahwa rokok tidak berbahaya bagi dirinya dan orang-orang sekitarnya. Teman yang sama ketika berdebat soal agama dengan teman yang beragama berbeda hampir saja bunuh-bunuhan, namun setelah disodori rokok, malah dua-duanya merokok sama-sama sambil ketawa-ketiwi. Jadi teringat kisah suku indian yang menghisap pipa perdamaian untuk menghindari peperangan..
Jadi ketika MUI menyodorkan wacana akan mengharamkan rokok, saya malahan kuatir jangan-jangan akhirnya malah MUI yang dicap haram oleh para perokok. Atau yang lebih ekstrim ada perokok yang mau meninggalkan agamanya daripada berpisah dengan rokok kesayangannya..
Salam pipa perdamaian
Laode Makrus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H