Mohon tunggu...
Laode Faraz
Laode Faraz Mohon Tunggu... Mahasiswa - haloooo

hai haii

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Perkembangan UMKM Angkringan Aksara Jiwa di Masa Pandemi

9 September 2021   15:06 Diperbarui: 9 September 2021   15:18 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah kurang lebih 1 (satu) setengah tahun pandemi virus covid-19 terjadi. Ditemukan pertama kali di Kota Wuhan, China pada bulan Januari 2020 yang kemudian baru masuk ke Indonesia beberapa bulan berikutnya tepatnya pada bulan Maret 2020. Pada awal kedatangannya, virus ini sangat menggemparkan dunia. Karena sifatnya yang sangat mudah menular ini yang membuat banyak sekali kegiatan-kegiatan normal manusia berubah drastis.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa memang efek dari pandemi ini sangat merugikan masyarakat, bahkan tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga merugikan pemerintahan dll. Hampir semua sektor mengalami kerugian dan penurunan keuntungan, bukan hanya di sektor industri, tetapi sektor-sektor lainnya pun juga mengalami hal serupa. 

Keberadaan pandemi ini tidak bisa dibilang mudah untuk dilewati. Seluruh bagian masyarakat harus saling membantu dan bahu-membahu untuk menghadapi pandemi ini secara bersama-sama dengan harapan supaya pandemi yang terjadi ini cepat terselesaikan. Karena pada dasarnya sebelum ada pandemi pun Negara kita Indonesia bisa dibilang sebagai Negara yang kesusahan, apalagi sekarang pada saat pandemi.

Sangat luasnya cakupan wilayah Indonesia serta kekayaan alamnya yang sangat melimpah tidak membuat Negara ini kaya dan maju begitu saja. Sebetulnya sangat disayangkan sekali dengan potensi Indonesia yang begitu banyak pada saat ini masih belum dapat dimaksimalkan. Alasan terbesar mengapa Indonesia masih belum maju padahal mempunyai potensi serta kekayaan alam yang melimpah adalah masih banyaknya korupsi yang terjadi di Indonesia, sehingga uang-uang yang tadinya bisa digunakan untuk mengembangkan Negara malah masuk ke dalam kantong oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang hanya mementingkan kepentingan pribadi. Mengaku sebagai wakil tetapi uang rakyat malah diambil.

Di sisi lain banyak rakyat kecil yang berusaha mati-matian agar tetap bisa makan di esok hari. Banyak dari mereka yang terkena PHK dari kantor karena efek pandemi ini. Orang-orang yang terkena dampak cukup parah seperti itu pada akhirnya harus memutar otak dan berpikir dua kali untuk mengambil langkah lanjutan untuk melanjutkan hidup. Beberapa dari mereka ada yang memutuskan untuk menjadi ojek online, kuli bangunan, freelancer, pengamen, atau bahkan menjadi manusia silver di lampu merah pun mereka rela melakukannya demi bisa melanjutkan hidup.

Khususnya para kepala keluarga yang sudah berkeluarga dan mempunyai tanggung jawab lebih kepada istri dan anak mereka untuk menghidupinya juga. Karena alasan internal itulah tidak ada alasan lain untuk mereka tetap berusaha dan bekerja keras dalam mencari nafkah. Apalagi di zaman serba online ini menjadikan anak mereka bersekolah dari rumah juga, dimana sekolah daring ini juga membutuhkan kuota yang juga menghabiskan cukup banyak kuota internet.

Tetapi juga banyak anak muda yang di masa sulit ini mereka memiliki kesadaran untuk membantu perekonomian keluarga mereka yang sedang menurun. Terkhusus para anak muda fresh graduate yang baru lulus SMA ataupun kuliah. Beberapa diantara mereka ada yang langsung mencoba lamar pekerjaan ntah itu sebagai karyawan swasta di sebuah pabrik, atau mungkin menjadi barista di sebuah kafe dll. Tetapi tidak sedikit pula yang berani mengambil resiko dan mencoba merintis usaha UMKM dengan modal seadanya yang mereka punya.

Salah satu dari UMKM yang dibangun pada saat pandemi ini terjadi adalah Angkringan Aksara Jiwa yang beralamat di Jl. Raya Viktor, Ciater, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten. Lebih tepatnya di depan bursa tanaman hias BSD. Dibentuk oleh beberapa pemuda yang memiliki keinginan kuat untuk mempunyai bisnis sendiri dan menghasilkan uang sendiri dan tidak membebani orang tua membuat mereka menyatukan tujuan dan akhirnya membuat Angkringan yang dinamai dengan Angkringan Aksara Jiwa.

Angkringan yang baru terbentuk kurang lebih 4 (empat) bulan yang lalu ini bisa dibilang masih banyak sekali kekurangan dan lika-liku bisnis di dalamnya. Ditambah lagi efek dari kebijakan PPKM kemarin yang ditetapkan oleh pemerintah membuat tantangan dari Angkringan ini menjadi bertambah.

Saddam Alghifari yang merupakan salah satu perintis dari angkringan itu adalah orang yang kemarin saya temui pada saat melakukan riset dan wawancara memberikan jawaban juga sedikit keresahan pada awal merintis angkringan, apalagi di era pandemi covid-19 dan juga PPKM. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun