Tahun lalu, Desa X sempat digegerkan oleh kedatangan sekelompok orang yang mengaku sebagai auditor dari sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Dengan gaya meyakinkan dan membawa sejumlah dokumen, mereka menemui Kepala Desa X, mengklaim bahwa mereka ditugaskan untuk melakukan audit terhadap penggunaan dana desa.
"Kami ingin melihat APBDes serta laporan penggunaan dana desa. Kami harus memastikan bahwa anggaran dikelola dengan baik," ujar salah satu dari mereka dengan nada serius, seolah benar-benar memiliki kewenangan.
Namun, Kepala Desa X bukan orang yang mudah diperdaya. Ia memahami aturan bahwa LSM bukanlah lembaga audit yang berwenang memeriksa keuangan desa. Hanya lembaga resmi seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kepolisian, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Inspektorat, dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang memiliki hak untuk melakukan pemeriksaan semacam itu.
Dengan tenang, Kepala Desa menolak permintaan tersebut. "Maaf, tapi saya tidak bisa memberikan dokumen itu. Hanya lembaga yang berwenang yang bisa meminta laporan keuangan desa," tegasnya.
Tak terima dengan penolakan itu, para oknum LSM mulai menekan Kepala Desa dengan berbagai cara. Mereka mengeluarkan ancaman terselubung, mengklaim bahwa mereka bisa melaporkan dugaan penyimpangan ke pihak berwajib jika dokumen yang diminta tidak diserahkan.
"Kami punya akses langsung ke media dan aparat. Jika tidak kooperatif, jangan salahkan kami kalau ada berita miring soal desa ini," ancam salah satu dari mereka, berusaha membuat Kepala Desa ketakutan.
Namun, Kepala Desa tetap teguh. Ia justru berbalik meminta identitas dan dokumen legalitas mereka, termasuk surat tugas yang menyatakan bahwa mereka memiliki kewenangan untuk melakukan audit. Para oknum itu tampak mulai gelagapan, saling pandang satu sama lain, lalu mencoba mengelak.
Melihat gelagat mencurigakan ini, beberapa aparat desa yang sejak tadi mengawasi mulai geram. Situasi memanas, nyaris terjadi keributan. Beberapa warga yang mulai berdatangan pun ikut terpancing emosi, menyadari bahwa ini hanyalah aksi pemerasan berkedok audit.
"Kalau memang kalian resmi, tunjukkan surat tugasnya! Kalau tidak, kalian harus keluar dari desa ini sekarang juga!" bentak salah satu perangkat desa.
Takut akan amukan warga, para oknum LSM akhirnya terpaksa pergi dengan wajah kesal. Mereka gagal menjalankan aksinya di Desa X.