Fenomena tagar #KAMIBUKANMONYET ini merupakan sebuah gerakan sosial, karena individu melalui akun twitter-nya masing-masing menginginkan perubahan sosial, yaitu menghilangnya rasisme dan diskriminasi terhadap masyarakat Papua. Gerakan sosial melalui tagar ini juga tidak menggunakan kekerasan, dan bertujuan untuk membangun jiwa sosial orang lain untuk ikut peduli tentang peristiwa rasisme dan diskriminasi ini. Peranan new media dalam gerakan sosial ini dapat kita lihat dari banyaknya cuitan, foto, hingga ilustrasi yang diunggah oleh individu melalui akun twitter-nya masing-masing. Hal tersebut berarti new media, dalam kasus ini twitter, memiliki peranan untuk memudahkan seseorang berpartisipasi dalam gerakan sosial.
Kesimpulan
Dapat kita lihat bahwa kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua tersebut merupakan peristiwa ketidakadilan yang memicu gerakan sosial seperti unjuk rasa dan pembuatan tagar #KAMIBUKANMONYET di twitter. Ramainya tagar tersebut merupakan bukti bahwa new media yaitu media sosial twitter memudahkan seseorang berpartisipasi dalam gerakan sosial, dalam hal ini adalah kasus rasisme. Mudahnya partisipasi seseorang dalam gerakan ini tentu saja memperkuat keinginan adanya perubahan sosial dalam masyarakat, yaitu menghilangkan rasisme.Â
 REFERENSI
Martin, Judith N. & Nakayama, Thomas K. (2021). Intercultural Communication In Context (8th Ed.). New York: McGraw Hill.
Rings, Guido & Rasinger, Sebastian. (2020). The Cambridge Handbook of Intercultural Communication. Cambridge: Cambridge Press
Puspita, Y. (2015). Pemanfaatan New Media dalam Memudahkan komunikasi dan Transaksi Pelacur Gay. Jurnal Pekomnas, 18(3). 203-212.
Grosfoguel, Ramon. (2016). What is Racism ?. Journal of World-Systems Research, 22(1). 9-5.
Belau, Arnold. (2019, April 9). Mahasiswa Papua di Surabaya Mengaku Diteriaki ‘Monyet’. Diakses pada 9 Desember 2021.
Cnn. (2020, Agustus 8). Mahasiswa Papua Surabaya Peringati Setahun Rasisme 'Monyet'. Diakses pada 9 Desember 2021.