Mohon tunggu...
Arfano Sapto
Arfano Sapto Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sierra Lione dan konflik etnis

5 November 2010   10:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:50 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak ditinggal oleh pemerintahan Perancis, negara yang berbatasan dengan Liberia ini, merupakan salah satu negara di benua Afrika yang ikut bergejolak. Etnis di dalam negerinya bergejolak, hal ini karena ada dua etnis yang tinggal setelah penjajahan, dan hanya salah satu dari mereka yang berkuasa di pemerintahan, sehingga muncul apa yang disebut dalam etnopolitik sebagai rasial struktural, yaitu rasisme yang terjadi karena peninggalan penjajahan.

rasisme struktural maksudnya, rasisme terjadi karena dibentuk oleh peninggalan kultural dari negara yang pernah menjajah, dan hanya mendekati satu etnis saja dalam komunikasinya dengan penduduk asli sehingga etnis lainnya sengaja dikucilkan. ketika itu, rasisme ini dilakukan untuk memecah belah komunitas dalam negeri dan memperlama pendudukan penjajah di bangsa tersebut. pasca kemerdekaan, ide kultural yang turun dari generasi ke generasi ini, digunakan oleh bangsa besar untuk melemahkan stabilitas dalam negeri negara berkembang yang kaya akan potensi alam.

gejolak dimulai ketika etnis yang tidak mendapat kekuasaan di pemerintahan, melakukan pemberontakan dengan membunuh etnis-etnis yang bukan mereka, dan memperlakukan sebagiannya sebagai budak, untuk mencari berlian (karena Sierra Lione merupakan negara yang kaya akan berlian). berlian ini kemudian dijual pada Eropa, dan ditukar dengan senjata canggih agar dapat mengalahkan pemerintah dan militer yang mencoba meredakan pemberontakan.

konflik etnis ini kemudian dimanfaatkan oleh berbagai pihak. pertama oleh negara barat untuk tetap mendapatkan berlian dengan harga murah, dan mengeksploitasi Sierra Lione, bagi negara-negara tetangga seperti Liberia, dipakai sebagai neara jembatan bagi perdagangan gelap yang menguntungkan negara mereka.

kisah lengkap konspirasi ini, dituangkan dalam film Blood Diamond, yang menceritakan lebih komplit tentang bagaimana full power country secara tidak langsung mempengaruhi powerless country bekas jajahannya yang kemudian bergejolak (bukan malah mendamaikan dan menjamin kesejahteraan bangsa yang dijajah sebagaimana Inggris dan koloni persemakmurannya).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun