Mohon tunggu...
Arfano Sapto
Arfano Sapto Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menulislah

3 November 2010   11:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:52 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa harus menulis? tidakkah lisan jauh lebih ringkas dan efisien? apa perbedaan ilmu yang ditulis dan dilisankan?
sepanjang pengetahuan penulis, ilmu lisan yang turun temurun dari generasi ke generasi, cenderung jatuh pada mitos ataupun asumsi. tak jarang juga, ilmu lisan itu terputus sebagai legenda atau dongeng, ilmu lisan cenderung lemah, dan tidak berbekas.
lain lagi dengan tulisan. tidakkah kita tahu, tidak akan ada Islam jika sahabat nabi yang menuliskan wahyu yang turun dari Tuhan dan disampaikan jibril pada muhammad? tidak akan ada reaktor nuklir jika Einstein tidak menginterpretasikan e=mc2 dalam rumus-rumus baku yang akhirnya jatuh ke tangan orang Jerman, Amerika, dan dikembangan oleh para profesor yang terlibat dalam peluncuran nuklir yang menghancurkan hiroshima dan Nagasaki.
banyak kelebihan ilmu menulis ketimbang ilmu lisan. Pertama, menulis merupakan akumulasi dari ingatan. Sebelum kita menulis, ada dua hal yang mungkin terjadi, pertama kita memfotografi kejadian dan pengalaman diri, lalu menuliskannya, atau yang kedua dengan membaca, bacaan yang dicerna, dituliskan lagi dan ditambahkan dengan inovasi pikiran sehingga menghasilkan tulisan baru. Tahap yang kita lalui untuk menuju tahap menulis itulah yang menjadikan menulis penting. Mengingat dan menceritakan kembali kejadian-kejadian yang kita alami dalam kehidupan bukanlaha hal mudah, meskipun sulit dan perlu dilatih, namun kemampuan tersebut terbukti memperpanjang umur sel-sel otak, mengalirinya dengan darah dan oksigen, sehingga memperlambat proses pikun.
kedua, menulis itu berarti meninggal ilmu dan visi misi untuk generasi selanjutnya yang akan memperbaiki, merevisi, dan mengaplikasikan tulisan yang kita buat. tulisan yang diregenerasi akan lebih baik, karena ilmu yang ditulis bisa jadi cikal bakal ilmu yang lebih besar dimasa depan. selain itu, impian visioner kita lebih baik, karena berbagi dengan generasi. ketiga, emosi-emosi yang dituliskan, jauh lebih kreatif daripada yang dilisankan. hal ini karena emosi itu sifatnya kekal, dan dapat diulang-ulang dengan rasa yang sama berkali-kali. ini akan mempengaruhi kualitas kita sebagai manusia yang mampu mempengaruhi orang lain, dalam arti khusus, mungkin mempengaruhi dunia

maka, menulislah untuk diri sendiri, dan masa depan bangsa.. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun