[caption id="attachment_327885" align="aligncenter" width="269" caption="BNN (dok BNN.go.id)"][/caption]
Memberantas dan menanggulangi peredaran narkoba memang membutuhkan banyak peran dari semua elemen masyarakat. Di Indonesia sekarang bukan lagi sebagai transit tapi sudah merupakan pasar narkoba yang besar sehingga jangan sampai kita membiarkan menjadi surga jaringan sindikat narkoba.
Banyak modus yang dilakukan oleh para bandar untuk menyelundupkan narkoba ke Indonesia dan jalur laut memang yang paling sering. 80 % melalui jalur laut selebihnya udara dan daratan lewat perbatasan perbatasan. Lautan Indonesia cukup luas sehingga pengawasanya kurang dan bisa dengan mudah ditembus para penyelundup. Mereka memanfaatkan nelayan sebagai kurir yang mengetahui seluk beluk lokasi.
Ada sekitar 200 pintu masuk, sebagian besar berada di wilayah perairan. Selat malaka, laut cina selatan, laut sulawesi dan perairan lepas di sepanjang pantai selatan jawa paling rawan di lewati penyelundup. Biasanya barang dibawa dengan kapal besar dan ditengah laut di jemput dengan kapal nelayan untuk kemudia di bawa ke tepi atau muara sungai yang dilanjutkan ke perjalanan darat. Barang-barang haram itu pun di sembunyi beberapa macam tempat, seperti di dalam kamar mesin, di kemasan produk minuman berenergi, di dinding dan gagang koper.
Pelabuhan juga harus semakin diperketat seperti menambahkan alat pendeteksi narkotika psikotropika dan bahan adiktif (narkoba). Alat tersebut wajib dibutuhkan sebagai pengganti alat manual banyak yang sudah usang sehingga tidak maksimal seperti anjing pelacak.
Hal yang memprihatinkan para nelayan lebih memilih membawa barang terlarang itu karena faktor finansial lebih besar daripada membawa ikan atau barang dagangan lainnya. Mereka tak berpikir jauh, bagaimana jika barang beracun tersebut sampai ke tangan anak atau keluarga, kerabat dekat. Kerugian yang ditimbulkan akan sangat besar. Uang imbalan itu tidak akan ada artinya karena ketika sudah mulai mencoba menghisap akan menimbukan efek kecanduan dan dosispun semakin meningkat. Setelah menyadari banyak hal yang harus dikorbankan, penyesalan sudah terlambat dan tak membawa keadaan semakin membaik. Masih diperlukan dana yang cukup besar untuk biaya penyembuhan dan perawatan. Keluargapun juga akan menanggung malu. Apalagai masa depan mulai hancur, pendididkan, pekerjaan.
Selain laut, jalur udara pun tak luput dimanfaakan para pengedar untuk memperluas jaringan sindikat narkoba. Tiga modus penyelundupan yang masih sering digunakan yakni, false compartement, yaitu diselundupkan di dinding-dinding koper, lalu body streping, ditempelkan di selangkangan atau ketiak, dan menelan barang itu sendiri. Pelaku penyelundupan juga lebih bervariasi, dan tidak mengenal usia atau jabatan. Banyak kurir dari beberapa negara dari usia 18 tahun sampai yang berpindidikan S2. Bisnis narkoba memang bisnis yang mengiurkan berlimpah uang.
Jasa penitipan pun juga tak luput dari jajahan para pengedar. Kemampuan pegawai harus lebih ditingkatan terutama di daerah daerah perbatasan yang rawan akan penyelundupan. Melalui pelaksanaan workshop tim khusus pengawasan narkotika dan psikotropika. Diharapkan mereka mengenal ciri ciri bentuk narkorba dan bagaiman biasanya barang itu dikemas biar tak mencurigakan seperi di masukan di dalam produk produk tertentu.
Selain para petugas kepolisian ataupun BNN, semua lapisan masyarakat harus berani melapor jika mengetahui ada salah satu dari keluarga atau kerabat seorang pencandu jangan diacuhkan atau malah dihindari. Masyarakat kadang terlalu enggan berurusan dengan aparat penengak hukum. Main aman padahal dengan melapor si korban akan lebih baik karena mendapat pertolongan lebih cepat.
Seperti yang dialami seorang teman saya yang berawal dari coba-coba, bujukan teman barang gratis. Tapi untungnya baru pakai dua kali orang tuanya sudah memergoki dan tanpa menunggu lama di bawa ke rehabilitasi, diberi perawatan meski dia belum divonis sebagai pencandu. Namun di ruang rehabilitasi dia jadi melihat bagaimana tersiksanya para korba agar bisa terlepas dari jeratan barang setan tersebut.
Perlahan-lahan dia menyadari, betapa berharganya hidup ini. Tak perlu kita pakai narkorba sebatas untuk gengsi dalam pergaulan. Biar bisa diterima dalam lingkungan pergaulan tertentu. Dulu dia sempat berpikir narkoba bisa membebaskannya dari masalah ataupun tekanan tekanan hidup. Itu hanya awalnya, setelah itu dia seperti virus yang menyerang tanpa bisa dikendalikan, mau berhenti tubuh memberi rasa sakit dan efeknya tidak mengenakan, sedang tubuh semakin kurus dan rusak serta uang sudah tak ada artinya. Hanya untuk narkoba dan narkoba.
Penyuluhan narkoba sangatlah penting , tak jarang banyak yang tahu narkoba harus di jauhi tapi juga tak sedikit yang ingin tahu kenapa narkoba tak boleh dicoba, bagaiman kita tahu bahayanya tanpa lebih dulu mencicipi nikmatnya. Biasanya itu kaum pelajar, di usia 13 sampai 17 tahun, di usia yang rata rata rasa keinginan tahuan cukup tinggi.
Razia yang rutin juga dibutuhkan. Perketat tempat tempat yang biasanya menjadi jalur masuk narkorba atau tempat transaksi antara pembeli dan pengedar. Jangan sampai para petugas juga tergiur masuk ke bisnis penyedulupan hanya dengan iming imging uang banyak. Tapi pikirkan dampaknya untuk orang lain, demi anak bangsa dan generasi yang akan datang.
***
Tulisan sebelumnya:
- Mengenal Narkoba
- Mengapa Pengguna Narkoba harus Direhabilitasi
- Narkoba di Sekitar Kita
* sumber dari BNN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H