Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Penyair Rendra di Taman Ismail Marzuki

31 Agustus 2014   08:46 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:01 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 6 Agustus 2009 Willibrordus Surendra Broto Rendra atau yang lebih terkenal dengan nama Rendra. Seorang seniman besar yang dimiliki Indonesia telah berpulang, tetapi dia seperti puisi Chairil Anwar “ Hidup seribu tahun lagi”. Rendra tak pernah benar benar pergi sama hal dengan Penyair besar Indonesia lainnya Chairil Anwar, tetap hidup melalui karya karya mereka yang terus menyapa dari generasi ke generasi.

Bulan Agustus ini tepat lima tahun Rendra berpulang dan kemarin,(29/08/2014) sampai hari ini, Senin 30 Agustus 2014, dalam rangka mengenang Rendra “Perampok alias Joko Geger” dipentaskan kembali di Taman Budaya Ismail Marzuki oleh Kelompok Teater Kewajaran Kedua, pimpinan Edi Haryono yang merupakan salah satu warga Bengkel Teater Rendra.

Selain pementasan Drama Perampok yang pernah menjadi pusat berita dalam kolom budaya di Tanah Air Indonesia pada tahun 1976, juga akan diterbitkan buku yang berisi dokumentasi perjalanannya dalam berkesenian yang dimulai sejak 1968 dengan judul “Menonton Bengkel Teater Rendra”. Buku tersebut pernah diterbitkan saat Rendra beulang tahun ke-70, namun sekarang dalam buku setebal 853 tersebut sudah dilengkapi dengan data data terbaru yang disusun Edi Haryono selama lima tahun yang akan menjadi “Ikon Sejarah”.

Dalam acara tersebut juga diadakan seminar yang mengudang teaterawan seluruh Indonesia. Rendra adalah tonggak Teater Modern Indonesia.

” Teater Modern di Indonesia berbeda dengan Teater Modern di Barat, di Indonesia ditandai dengan adanya naskah karena teater di Indonesia belum membicarakan kehidupan modern, masih tradisional dan konvensional. Sedang teater modern bisa berbicara tentang demokratisasi, emasipasi dan kemanusiaan. Dan itu semua hanya bisa dicapai dengan kreatifitas teks/naskah.”

Dan Rendra mampu mengubah teater tradisional yang selama ini sangat kuat di Indonesia terutama kesenian daerah menjadi seni pertunjukan yang tidak hanya mengenang masa lalu tetapi mampu melihat kritis keadaan bangsa atau yang lebih personal diri sendiri, menyuarakan kegelisahan, protes akan ketidakadilan.

Seminar dengan narasumber Radhar Panca Dahana, Tommy F. Awuy, dan Maxwell Lane serta mederator Madin Tyasawan tersebut menjelaskan lebih rinci perjalanan dan capaian keatif Bengkel Teater Rendra, sebagai motivasi regenerasi keilmuan berdasarkan kajian ilmiah yang memadai.

Untuk lebih mengenal Rendra dan pementasan pementasan Bengkel Teater lebih dekat diadakan pameran foto yang sudah dikumpulkan Burungmerak Press dari tahun ke tahun dan patut diapresiasikan mengingat dulu dunia fotografi tak secanggih sekarang, dulu masih fotografi analog dengan kameradan lensa ala kadarnya. Jadi tak mudah mencepret sebuah pertunjukan agar foto tersebut berbicara, mampu mengabadikan peristiwa rohoni yang terjadi.

Rendra memang sudah meninggal 5 tahun lalu tetapi dia tidak benar benar pergi meninggalkan kita, karya karya dan semangatnya adalah warisan berharga untuk Indonesia.*

[caption id="attachment_356393" align="alignnone" width="614" caption="Panembahan Reso"][/caption]

[caption id="attachment_356394" align="alignnone" width="420" caption="Buku Menonton Bengkel Teater Rendra"]

14094240521819498972
14094240521819498972
[/caption]

1409424148968617705
1409424148968617705

[caption id="attachment_356396" align="alignnone" width="614" caption="Para narasumber dalam Seminar Rendra dan Teater Modern Indonesia"]

14094241951836208056
14094241951836208056
[/caption]

1409424885773154592
1409424885773154592

[caption id="attachment_356400" align="alignnone" width="300" caption="Bersama Iwan Fals dan Setiawan Djordi"]

14094249602025489906
14094249602025489906
[/caption]

Foto-foto: Milik Pribadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun