Belanja online sudah menjadi trend anak-anak zaman sekarang, dengan kemajuan teknologi dan uang elektronik kian lazim dipakai. Kita tak perlu lagi harus mendatangi penjual, perantaran komputer maupun telepon genggam, barang pun datang ke rumah.
Namun, segala kemajuan dan kemudahan itu tidak membuat  kriminal hilang, Sebaliknya Kejahatan pun ikut bermetamorfosis, maling tak lagi harus datang mencongkel pintu rumah melainkan melalui hal yang sama, kemajuan teknologi. Dengan maraknya media sosial, memberikan peluang pada para penjahat siber
Bagaimana caranya? meretas email.
Setiap mau belanja online kita harus membuat  akun konsumen. Padahal secara sadar atau tidak, para pemilik akun menampilkan keterangan data diri lengkap pada akun pribadi. Akun tersebut bisa saja direntas dan terhubung dengan email konsumen, Dengan begitu,mudah buat  pelaku menguras saldo di dalamnya yang telah didepositkan konsumen. Modus kejahatan tersebut kadang kurang kita sadari sebab pelaku mengirim notifikasi palsu dari jasa/ toko online lalu meminta data verifikasi kode atau kata kunci (password).

Namun siapa sangka, Transaksi pembayaran melalui rekening uang yang telah didepositkan sangat riskan dan mudah di curi, sebab Akun email dan nomor HP konsumen digunakan sebagai kunci peretasan, untuk membobol saldo yang telah didepositkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI