Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Semoga JK dan Jokowi Tahu, Ada Sebastian Manuputi di Mayday Tahun Ini

3 Mei 2015   04:55 Diperbarui: 13 Agustus 2015   19:57 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_414558" align="aligncenter" width="553" caption="Tampak polisi berjaga di pinggir lapangan yang sudah di sterilkan, para buruh tak boleh menginjak rumput GBK agar tak rusak."][/caption]

Tanggal 1 Mei kemarin merupakan Hari Buruh Internasional atau May day. Saya tahu biasanya hari buruh diperingati dengan turun ke jalan atau demo para buruh menyampaikan apresiasinya. Jadi tak heran ketika saya berangkat kerja ( sekedar informasi saya bekerja di  Redaksi Topskop yang kebetulan berkantor di GBK) di sekitar area studiion GBK dipadati ratusan buruh, suara musik di dalam terdengar sayup-sayup. Saya baru ingat jika May day diakhiri di GBK, karena pihak kantor tidak ada yang memberi informasi, saya tahunya lewat berita online.

Karena jarak dari rumah ke kantor tidak begitu jauh, jadi biasanya saya ke kontor dengan berjalan kaki, biasanya jam 4 saya baru berangkat dari rumah perjalanan sekitar setengah jam.

Sampai kantor baru beberapa orang mulai bekerja jadi saya putuskan untuk melihat konser buruh ke dalam stadion, di luar sudah banyak beberapa rombangan buruh yang sudah siap siap pulang. Saya masuk ke stadion hanya ingin melihat bagaimana suasananya saja. Kebetulan yang sedang tampil Ahmad Dhani dengan Bandnya.

Awalnya saya membayangkan keramaiannya seperti ketika konser salam dua jari, ternyata panggungnya tidak terlalu besar di sekeliling lapangan diberi tali pembatas. Para buruh tampak menikmati hiburan di bangku pinggir lapangan. Banyak polisi yang berjaga jaga di pinggir lapangan.

Niat awal saya masuk hanya untuk mengambil foto-foto siapa tahu biasa dijadikan bahan pendukung tulisan saya, tetapi ketika mau mendekat ke panggung, tampak ada api yang jatuh dari atas dan beberapa buruh dan polisi lari ke panggung. Awalnya saya kira terjadi konseting listrik karena saat itu gerimis dan suara Ahmad Dhani menyanyikan “kamu surgaku” masih terdengar meski sedikit ragu dan musik pengiringnya mulai terdengar kacau.

Saya mulai ke samping panggung untuk melihat kejadian pastinya, suara Ahmad Dhani kembali terdengar kali ini tak bernyanyi tetapi memanggil petugas keaman, dia berkata ada korban. Awalnya saya kira korban ringgan seperti ada alat kebakar atau hal kecil lainnya, tetapi orang orang di sekitar saya berkata ada orang yang meloncat dari atas sambil membawa api. Sempat saya bertanya siapa orangnya, apa mereka petugas yang memasang benner di atas, tak lama kemudian suara Ahmad Dhani mengakhir konsernya karena tak mungkin dia bernyanyi tetapi di belakanganya ada korban yang belum dievakuasi. Para buruh langsung membubarkan diri

Setelah itu terdengar suara lagi, bukan Ahmad Dhani melainkan suara dari Kasat Reskrim Polres yang meminta maaf atas kejadian ini, dia memberi tahu, seseorang laki laki melompat dari atas dengan membakar dirinya, identitas belum diketahui dari peserikat buruh mana, tidak ada identitasnya.

Saya ikut keluar Stadion langsung menuju kantor. Masih terniang kejadian itu dan akhirnya saya tulis di kompasiana dengan judul  May Day di GBK Memakan 1 Korban.( baca: Mayday di GBK Memakan 1 Korban) Karena disibukkan dengan deadline pekerjaan saya tidak sempat mengecek berita perkembangannya. Awalnya saya kira memang benar korban bukan salah satu dari buruh, melainkan penyelusup yang mempunyai motif lain atau sebatas orang yang frustasi dan bunuh diri.

Tetapi dugaan saya salah, tadi setelah baca baca berita di media online ternyata korban adalah seorang buruh yang bernama Sebastian Manufuti yang terkenal aktif dalam kegiatan organisasi buruh.

Beberapa jam sebelum peristiwa tragis di GBK tersebut wakil presiden Jusuf Kala sempat mengklaim jika hari buruh tahun ini berjalan aman dan terbit, sweaping Itu pernyataan dari Jusuf Kalla yang saya kutib dari okezone.com (baca, JK: Mayday Berjalan Tertib Tahun Ini).

Bahkan JK juga mengklaim pemerintah telah meningkatkan kesejahteraan buruh dengan pelbagai kebijakan. Mulai dari kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) setiap tahun, pemberian jaminan sosial dan lainnya. JK menegaskan, pada dasarnya UMP yang ditetapkan pemerintah daerah merupakan tolak ukur yang dipakai oleh perusahaan. Pada kenyataannya, kata JK, banyak perusahaan memberikan upah kepada tenaga kerjanya, di atas UMP.

"Gaji buruh di Indonesia itu yang dimaksud upah minimum ialah paling kecil. Jangan mengira bahwa yang Rp 2,5 juta hanya itu. Banyak yang lebih tinggi dari itu,"

Ya, JK memberi pernyataan diatas sebelum tragedi Sebastian Manuputi melompat di Stadion Utama GBK, dan saya harap JK atau Jokowi juga jajaran pemerintahannya membaca atau sebatas mengetahui ada seorang buruh di hari buruh (May Day) sengaja meloncat hingga tewas.

[caption id="attachment_414557" align="aligncenter" width="323" caption="Tuntuan Para Buruh pada Hari Buruh tahun 2015 ini"]

1430603190619164861
1430603190619164861
[/caption]

Apakah penyataan JK tersebut masih tetap sama, di hari buruh para buruh bersenang senang, atau memang benar pernyataan JK jika pemerintah telah benar benar meningkatkan kesejahteraan buruh dengan pelbagai kebijakan ?

Status terakhir Sebastian Manuputi Selamat berjuang sahabat buruh! Semampu ku kan berbuat apapun agar anda, kita dan mereka bisa terbuka matanya, telinganya dan hatinya untuk KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.

Semua orang bisa menilainya dan itu tergantung dari diri kita sendiri bagaimana menilainnya dengan aksi yang dilakukan Sebastain Manuputi ini. Mungkin memang benar Sebastian terinspirasi dari aksi serikat buruh yang ada di Korea, Chun Tae II yang terjadi di tahun 1970 dan juga aksi bakar diri mahasiswa bernama Sondang pada tahun 2011 dengan  membakar diri depan Istana Negara.

Tetapi saya yakin, ada sisi positif yang bisa kita ambil, semua memang butuh perjuangan. Hidup di dunia adalah perjuangan, ketika kita lahir dari rahim ibu juga butuh perjuangan. Tetapi ingatlah pada akhirnya kita juga akan mati karena yang ada di dunia ini hanya fana.

*renungan ketika matahari mulai menampilkan senyumnya

[caption id="attachment_414559" align="aligncenter" width="491" caption="dok. pri"]

14306034871164762229
14306034871164762229
[/caption]

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun