Pagi yang cerah bagi kami di Gereja Kristen Nazarene, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Gereja kami berada dekat dengan Stadion Maguwoharjo, Kampus Sanata Dharma, Kampus Instiper, Kampus Unriyo, markas Dalmas Polda, asrama Polri, dan student residence Sanata Dharma. Bulan Desember biasanya setiap hari hujan turun, sehingga ketika Natal selalu siap basah kena air hujan. Dan jika Hari Natal cuaca cerah, mentari bersinar terang tentu saja anugerah, pertanda  ibadah dan perayaan akan meriah, tidak takut berangkat dan pulang berhujan-hujan ria.
Namun ibadah Natal hari ini sangat sederhana, beda dengan tahun lalu. Hari ini ibadah berjalan cukup singkat hanya satu saja. Jemaat yang boleh hadir dibatasi dengan pendaftaran terlebih dahulu, yang tidak mendaftar atau kehabisan kursi wajib ibadah online dari rumah. Tapi saya tidak merasa kehilangan makna dari Natal tahun ini. Dibuka dengan lagu pujian Hari Mari Berhimpun, lalu langsung ke penyalaan lilin oleh Bapak Pendeta, perwakilan Majelis Gereja, dan perwakilan jemaat yang paling tua usianya. Setelah itu Pemimpin Pujian mengajak umat menyanyikan lagu Gloria In Exelcis Deo, disambung pemberitaan firman oleh Bapak Pendeta, pembacaan warta jemaat, dan beberapa tayangan video sekolah minggu.
Biasanya setelah Ibadah yang khidmat selesai dilaksanakan akan dilanjutnya perayaan, dimana banyak isian acara yang menyukakan hati. Seperti drama, vocal group, koor, Â musikalisasi puisi dan sebagainya. Tidak ketinggalan biasanya pembawa acara akan memberikan kuis-kuis lucu bagi semua jemaat, dengan hadiah kado Natal yang menarik berupa payung, mug, kaos dan pernak-pernik hiasan natal.
Tapi kali ini beda, tidak ada perayaan Natal sehabis acara ibadah. Setelah Bapak Pendeta memberikan Doa Berkat, semua jemaat pulang dengan tertib. Beberapa sempat mengabadikan kenangan dengan berfoto bersama keluarganya didepan pohon natal di altar, ada juga yang berfoto di halaman gereja yang disediakan photobooth oleh panitia Natal. Tidak ada hiruk pikuk dan keriuhan obrolan jemaat, selayaknya usai ibadah dan perayaan Natal seperti tahun-tahun sebelumnya. Jemaat yang berjalan menuju pintu keluar kemudian memasukkan amplop persembahan ke kotak persembahan, bersapa salam dengan Bapak Pendeta dan para pelayan, dan terakhir satu per satu menerima nasi kotak dan snack untuk dibawa pulang.
Sekalipun jemaat yang hadir sedikit karena jumlahnya dibatasi sesuai protokol kesehatan, tetapi aparat keamanan tetap hadir seperti tahun-tahun lalu ketika kondisi normal dan  jumlah jemaat banyak. Ada empat personil dari kepolisian yang berjaga persis didepan halaman masuk gereja, sementara agak di ujung jalan ada sekitar enam anggota satgas dari PDIP yang dengan sukarela datang untuk membantu kelancaran lalu-lintas dan keamanan lingkungan. Kehadiran mereka setiap kali kami merayakan natal dan Paskah tentu sangat membuat kami senang karena negara hadir untuk menjamin keamanan dan keselamatan warga negaranya. Bahkan kehadiran satgas dari parpol juga kami sambut dengan baik walaupun tidak semua jemaat adalah simpatisan parpol tersebut, setidaknya kami melihat bahwa ada perhatian dan fungsi sosial yang secara konsisten dikerjakan bagi masyarakat.
Itu kisah Natal kami pagi ini, Natal dalam suasana pandemi yang entah kapan akan berhenti, semoga tahun depan kami bisa merayakan Natal dalam suasana normal lagi. Selamat Natal buat semua umat Kristiani dimanapun berada. Natal itu ada di hati, tidak masalah jika harus ada pandemi tahun ini. Tuhan memberkati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H