Mohon tunggu...
Lanjar Triyono
Lanjar Triyono Mohon Tunggu... Mahasiswa - menulis adalah tempat aspirasi hasil pengetahuan penulis dengan imajinasinya.

Calon Pemimpin masa Depan jalan Allah (Optimis)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pesan Untuk Subuh

21 Agustus 2023   06:03 Diperbarui: 21 Agustus 2023   06:47 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : kompas.com (Nihayatur Rohman)

Kembali lagi kepada jam umat muslim sulit untuk bangun. Disini mengulas kembali cerita Anonymous part kedua. Jam 05.00 WIB pergi untuk ke mushola untuk sholat individu. Sekali lagi ini bukan untuk tempat berduka karena ini cerita dewasa yang mana belum pernah di alami.

Pada waktu siang Anonymous berkata salah satu teman wanita cantik untuk "selalu ingatkan aku dan tegur aku jika salah". Disana Anonymous mempersiapkan diri dari mental dan fisik. Setelah selesai ketemu dengan dosen pembimbing lapangan. Kelompok mempersiapkan alat perlengkapan yang perlu di bawanya untuk ke perantauan untuk mengembang amanah kampus di masyarakat bersosial dan memperdayakan kemampuan.

Tidak cukup disitu. Anonymous karena punya kenalan psikolog. Mengatakan "jika aku tidak baik saja, apakah aku boleh mengakhiri ini..!!". Tapi inisial P tidak membolehkan untuk berkata buruk sebelum mengambil tindakan. Ia mengatakan usaha pasti sampai. Wajar ia anak pergerakan Himpunan Mahasiswa Islam yang tidak pernah mengenal kalah. Selama kurun waktu 1 tahun Anonymous, bertengkar dengan dirinya dan psikolog yang di kenalkan oleh teman ngopi.

Kisah cukup prihatin di minggu terakhir pengabdian. Anonymous selalu sendiri dengan beberapa pesan tersirat oleh teman di Jakarta "Begini kisah ku dalam memperjuangkan kuliah dan mencari kesuksesan". Temannya mengucap "sabar, katanya mau jadi tuan muda di Desa" (sambil tertawa). Renyah di buatnya di situasi yang belum pernah ia lakukan di posisi Anonymous.

Tapi perjalanan demi perjalanan. Cerita subuh di tanah rantau terurai kembali selama berminggu-minggu tidak absen. Ia banyak minta maaf kepada sang pencipta yang menentukan nafas perjuangan. Dia bercerita cukup panjang seperti proyek pembangunan jalan tol, Presiden Jokowi Dodo.

Ia selalu memberi semangat untuk dirinya, kepada hati yang mudah tersayat oleh tajamnya cibiran orang. Tapi ada satu temannya "jika ini tidak kau ambil bisa jadi kau bukan pembentuk dari sejarah Dunia". Itulah manusia yang tidak akan mudah untuk di terima oleh makhluk hidup di muka bumi ini.!!! Jika hal ini terjadi oleh Anonymous ia akan mengalami stres kedua di tanah rantau.

Tapi Alhamdulillah. Teman-temannya selalu mengerti sikap buruk yang di alami oleh Anonymous. Beberapa dari senior, teman seperjuangan, dan teman kenal menghantarkan arus baik untuk Anonymous tetap hidup dan tidak mengakhiri masalah di tengah jalan.

Dimana waktu pagi dan sinar matahari muncul tepat waktu 07.45 WIB. Anonymous di telpon oleh kedua orang tua "disitu baik-baik saja kan, sudah pernah sakit" (ucap dalam telpon). Anonymous sontak berkata "iya saya sakit sudah dua kali selama disini, aku sudah gak sabar ingin pulang untuk tidur". Dengan nada keras dan emosi tinggi. Orang tua langsung shock khawatir dan bersikap untuk tenang menghadapi anaknya yang mudah tersayat oleh cibiran dan kekhawatiran berlebih.

Ternyata hari-hari di lalui dengan penuh masalah yang mana belum memupuk rasa semangat. Ia selalu mengeluh. Sampai ketua angkatan jurusan berkata "semangat bung, jaga kesehatan, tetap mengeluh, dan sukses selalu". Saat itu juga Anonymous hanya bisa tersenyum dan tertawa kecil atas ucapan di media sosial (TikTok).

Kenapa pesan waktu subuh? Konon katanya kisah cerita waktu subuh penuh dengan rasa manis di kemudian hari (semoga tercatat oleh malaikat baik, untuk tetap merawat semangat dan kesehatan mental). Cerita ini tidak menampakkan kejantanan pria, tapi bagaimana rasa sabar paling mulia yang ia hadapi untuk terus sehat di depan orang banyak sekalipun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun