Di balik cerita dewasa ada yang tidak pernah terlupakan oleh sejarah kehidupan manusia (individu). Penuh dengan rasa berkecamuk dan lelah. Akan tetapi ini kisah Anonymous, selama membaca anda tidak akan mengetahui siapa nama sebenarnya untuk keamanan pribadi setelah berdiskusi adanya cerita ini di up media (artikel cerita fiksi).
Di sebuah Kampung perantauan pemuda ini di percayai oleh sekelompok teman untuk menjadi koordinator pengabdian kampus di Desa Mangunan. Hal yang terjadi disana bukan mengenai masyarakat! Namun si Anonymous tidak berani seperti yang di bicarakan oleh teman-temannya di luar sana.
Sampai saat itu juga dia mencari teman di media sosial. Dan ia sempat ingin mengatakan "ini saya tidak bisa bertahan lama disini". Namun, ucapan tersebut di tepis oleh seorang mahasiswa luar negeri yang berinisial RZ. Untuk tetap terus melangkah. Walaupun itu sulit untuk di mengerti tapi itulah sebuah makna yang akan dipelajari nantinya dalam peta perjalanan kesuksesan mu, (dalam ucapan pesan).
Pada minggu selanjutnya Anonymous bertanya kepada salah satu teman di grup untuk dirinya bisa bertengkar dengan kebingungan yang ia alami. Tapi hasil yang sedikit rancu. Ia malah mendapat belas kasih satu grup. Teman-temannya sontak berkata "ayo kamu bisa kok" tanpa rasa mengerti. Skenario yang dibuat ternyata salah. Malah teman-teman bukannya emosi tapi berduka atas kebingungan anonymous.
Pada minggu selanjutnya ia mengalami sakit ringan. Dan ia sampai bingung dengan rasa sakit dan bertindak bodoh untuk terus mencari penyakit ke orang banyak. Tapi lagi dan lagi Anonymous hanya dapat teguran seorang dokter untuk terus menjaga kesehatan dan ketenangan. Dalam pesan singkatnya dokter mewanti-wanti untuk jaga emosional dan kekhawatiran yang berlebihan.
Disana Anonymous banyak belajar (pesan curhat kepada temannya). Dia selalu salah saat bertemu dengan orang baru (ucapnya). Tapi teman-teman saat mengetahui keadaan Anonymous biasa saja. Dan selalu memberi semangat hidup dan memberikan saran untuk selalu ingat kepada sang pencipta yaitu, Allah yang memiliki sifat baik.
Dalam harapan besar ia mengatakan ada proses panjang untuk mengetahui apa itu "kedewasaan". Proses yang berulangkali di hantam keras oleh realita dan keadaan. Tapi Alhamdulillah ada malaikat kecil yang selalu ada di proses yang cukup menyentuh hatinya.
Mimpi melihat orang bahagia itu mudah, tapi melihat orang menderita itu sulit. Hanya malaikat dan Tuhan lah yang mengetahui rasa yang di alami. PERJUANG ITU BUKAN PERKARA LEMAH ATAU KUAT. Tapi bagaimana cara menghadapi dan terus belajar untuk baik (ucap salah satu teman kelas).
Mungkin cerita ini bukan untuk di tangisi. Tapi sebagai introspeksi diri, bahwa Dunia itu keras tapi tidak sekeras (watak) iblis. Ia hanya penguji, tapi bagaimana kita bisa melindungi diri dari lingkup Dunia yang keras ini untuk tetap waras!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H