Mohon tunggu...
Teacher Adjat
Teacher Adjat Mohon Tunggu... Guru - Menyukai hal-hal yang baru

Iam a teacher, designer and researcher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kepemimpinan Adaptif Kepala Sekolah di Era VUCA

6 Maret 2022   14:31 Diperbarui: 6 Maret 2022   14:34 2013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gejolak tersebut membuat pemerintah mengambil kebijakan bahwasanya kegiatan belajar mengajar harus dilaksanakan secara daring (online). 

Tak ayal semua lembaga pendidikan baik formal maupun non formal pun dituntut untuk segera beradaptasi secara cepat khususnya dalam hal teknologi digital.

2. Uncertainty (Ketidakpastian)

Komponen ini menggambarkan bahwa tidak ada yang dapat dipastikan untuk menjalankan usaha pada hari ini, betapa banyak bisnis yang gulung tikar diterpa badai pandemi corona, bukan karna virusnya tapi karna gerak manusia kini terbatasi. Tidak terkecuali lembaga pendidikan khususnya pendidikan swasta. 

Ketidakpastian tersebut juga diakibatkan oleh situasi pandemi saat ini yang tidak jelas akan berlangsung sampai kapan. Sudah beberapa kali pemerintah membuka-tutup sekolah akibat fluktuatifnya angka penyebaran virus Corona.

3. Complexity (kekacauan)

Komponen ini menggambarkan strategi pengelolaan lembaga pendidikan yang semakin rumit di tengah laju perkembangan teknologi dan kondisi pandemi saat ini. 

Jika dahulu lembaga pendidikan cukup berfokus pada stabilitas jumlah siswa yang mendaftar dan kualitas lulusannya saja, kini sekolah harus mencari model pembelajaran yang sesuai dan terukur secara kualitas meskipun dilaksanakan secara online. 

Tidak hanya terkait kegiatan belajar mengajar, sekolah juga harus bijak menghadapi para wali murid yang juga terdampak secara finansial oleh pandemi.

4. Ambiguity (kebiasan)

Ambiguitas disini dapat diartikan dengan semakin kabur/pudarnya sekat antara lembaga pendidikan formal dan non formal. Dulu masyarakat masih beranggapan bahwa hasil dari pendidikan yaitu harus memiliki ijazah formal, karenanya harus sekolah di sekolah yang formal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun