Mohon tunggu...
Langit Muda
Langit Muda Mohon Tunggu... Freelancer - Daerah Istimewa Yogyakarta

Terimakasih Kompasiana, memberi kesempatan membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kompasiana: Jika Vote Artikel Diubah

10 November 2019   07:33 Diperbarui: 10 November 2019   07:39 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot Beri Nilai di Kompasiana (dokpri)

Seperti kita ketahui bersama saat ini di Kompasiana dalam pemberian nilai artikel dari pembaca, atau sering kita dengar dengan istilah vote, tersedia sejumlah pilihan:

  • Aktual
  • Bermanfaat
  • Inspiratif
  • Menarik
  • Menghibur
  • Tidak Menarik
  • Unik

Bila secara singkat ada dua macam penilaian, positif dan negatif, maka Aktual, Bermanfaat, Inspiratif, Menarik, Menghibur, Unik, mungkin bisa digolongkan ke dalam penilaian positif. Sementara "Tidak Menarik", menjadi satu-satunya penilaian negatif.

Setelah beberapa lama nongkrong di Kompasiana, sepertinya kok pilihan yang tersedia masih belum cukup dalam mengakomodir penilaian kita mengenai artikel. Kayaknya masih kurang presisi antara apa yang terasa dengan yang tersedia.

Kita mulai dengan penilaian negatif dulu. Untuk penilaian negatif, hanya tersedia vote "Tidak Menarik". Terus terang selama ini saya belum pernah memberikan vote "Tidak Menarik" kepada suatu artikel (entah kalau pas salah klik, karena begitu banyaknya iklan beterbangan, kadang mau nutup iklan malah jadi salah klik lainnya). Kalau suka ya teruskan membaca, kalau ndak ya tinggalkan. Lha, kalau artikelnya tidak menarik, ngapain dibaca sampai habis? Bayangkan kalau kita masuk rumah makan padang, yang kita suka kita ambil, yang menurut kita tidak menarik ya jangan diambil. Lha kalau misalnya kita sudah selesai makan, terus kita bilang, "Pak, kami habis limpa satu, ususnya dua, tapi ususnya tidak menarik...." Adegan selanjutnya, tidak ditanggung oleh BPJS.

Jadi hanya dengan sebuah vote "Tidak Menarik", sepertinya belum bisa menggambarkan beraneka ragamnya persepsi yang kita peroleh setelah membaca suatu artikel. Sebuah contoh sederhana, perbedaan pendapat misalnya, bukan berarti tidak menarik. Misalkan, ada warga di RT kita yang mengajukan proposal, "Memasang home theatre dolby surround di pos ronda RT". Harus diakui usulan ini tetap menarik, meski kita tidak sependapat. Nah, mungkin lebih tepat bila diberikan vote "Tidak Setuju".

Berikut ini sejumlah vote baru yang mungkin bisa ditambahkan beserta pertimbangannya:

  • Misalkan ada artikel yang membahas Pamela Anderson tidak bisa mengupas buah jeruk. Yang namanya Pamela Anderson jelas tetaplah menarik, meski tidak bisa mengupas buah sawo, buah manggis, buah pepaya, sekalipun. Ketimbang vote "Tidak Menarik", maka kita fasilitasi pembaca dengan vote "Gak Patheken".
  • Ada artikel jenis clickbait, orang sudah bela-belain buka karena tergoda melihat judulnya yang bombastis menggugah rasa ingin tahu, ternyata setelah dibaca isinya kok ndak nyambung. Misal, artikel dikasih judul, "Benarkah Donald Trump pernah cantengan waktu kecil?". Jebul isinya cuman promosi mengenai pentingnya membuat polis asuransi cantengan. Maka  kita fasilitasi pembaca dengan menyediakan vote "PHP".
  • Kalau ada yang demen banget bikin artikel julid semacam ini, "1001 alasan mengapa Liverpool tidak boleh juara", "69 cara merusak kebahagiaan mantan". Nah, kita fasilitasi pembaca dengan menyediakan vote "Dengkulmu Mlicet".
  • Ada artikel yang isinya didominasi puja puji melulu meski yang diceritakan bukanlah malaikat dan orang suci. Atau demen mempromosikan sesuatu secara brutal. Maka kita fasilitasi pembaca dengan menyediakan vote "Es Pung Pung". Es pung pung disebut juga es dung dung atau es puter. Bagaimana cara menikmatinya? Ya, dijilati, mosok diklethak ....
  • Kalau ada yang demen membuat artikel lebay semacam, "Sharon Stone tidak mampu mengupas buah kelapa", padahal Sharon Stone jelas-jelas tidak pernah tercatat dalam sejarah memiliki track record sebagai juragan es degan. Maka  kita fasilitasi pembaca dengan menyediakan vote "Dapurmu".
  • Ada artikel dengan banyak sekali kesalahan ketik, kesalahan penggunaan huruf besar kecil, sampai bikin sakit mata bagi yang membacanya. Nah, kita fasilitasi pembaca dengan menyediakan vote "Matamu".
  • Ada artikel memuat gambar yang cukup banyak, ukurannya juga besar-besar. Pasti bagi insan yang kuotanya terbatas, jaringan internetnya sering lelet, akan merasakan penuh penderitaan. Nah, kita fasilitasi pembaca dengan menyediakan vote "Kuota Ambyar".
  • Namanya manusia, terkadang timbul gesekan personal. Kalau lagi jothakan, menilai artikel juga bisa subyektif. Seperti pepatah Jawa, "Wong seneng ora kurang pengalem, wong gething ora kurang panacad". Nah, untuk memudahkan yang lagi gak wawuh, kita fasilitasi dengan menyediakan vote "Mbelgedes".
  • Ada artikel puisi di mana bahasanya ndakik-ndakik, blekutuk-blekutuk, tidak ada yang mudeng apa gerangan maksudnya kecuali mungkin yang mbikin puisi itu sendiri. Daripada bingung mesti vote apa, kita fasilitasi dengan menyediakan vote "Ndhasku Mumet".
  • Masih bisa kita temui, adanya artikel yang demen banget nggedabrus gombal-gambul ngomyang ngalor ngidul ujung-ujungnya sebenarnya menyimpan ajakan dan provokasi untuk mengganti sistem negara ini dengan sistem yang dimaui oleh gerombolan mereka. Nah, pembaca kita fasilitasi dengan menyediakan vote "Asu Kabeh". Karena di sini kemungkinan juga banyak anak-anak jadi ndak boleh pakai misuh-misuh, maka kita ubah menjadi vote "Segawon".

Begitulah kiranya pemikiran mengenai revisi UU KPK (Uneg Uneg Kategori Penilaian Kompasiana), semoga bisa dipahami tanpa banyak demo-demo dan judicial review.

Baiklah para sedulur, monggo silakan ditambahkan bila ada ide jenis vote baru lainnya, langsung disundul saja. Mohon maaf bila tidak berkenan, jangan dilempari bata merah ya, Gan. Kalau cendol ijo, silakan taruh di kulkas. Nuwun.

Tambahan vote baru (dokpri)
Tambahan vote baru (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun