Halo Badminton Lovers.
Sebuah kabar cetar membahana dari laga Denmark Open 2019. Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menumbangkan ganda campuran nomor satu dunia, Zheng Siwei/Huang Yaqiong, melalui pertarungan ketat tiga set, 18-21, 21-16, 22-20.
Belum lama terasa baru sekian purnama, dari pensiunnya Zhao Yunlei (yang berpasangan dengan Zhang Nan) dan Xu Chen/Ma Jin, China sudah mendominasi lagi sektor ganda campuran. Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping menjadi penghuni tetap peringkat teratas ganda campuran, tanpa tergoyahkan.
Setelah Liliyana Natsir pensiun dari lapangan, maka Zheng Siwei/Huang Yaqiong merajalela di belantara ganda campuran.
Bila ada pepatah, "Di atas langit masih ada langit", maka netizen bersabda, "Di atas langit masih ada Siwei/Yaqiong". Sampai ada netizen julid yang menyarankan, bila ada turnamen lagi, jangan kasih tahu Zheng Siwei/Huang Yaqiong, karena mereka bakalan auto-juara.
Ada juga yang berkomentar, "Sudahlah, Siwei/Yaqiong tak perlu ikut babak penyisihan, langsung ke final saja, atau langsung gelar karpet merah dan ambil saja pialanya". Tahun ini saja mereka menyabet gelar di turnamen-turnamen bergengsi:
- Indonesia Open
- China Open
- All England
- Indonesia Masters
- Malaysia Open
- Kejuaraan Dunia
Ada ungkapan populer dari BL, "Siwei/Yaqiong belum ada obatnya". Selain kompatriotnya, Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping, hanya segelintir lawan yang mampu mengandaskan Siwei/Yaqiong, di antaranya (yang masih aktif bermain saja):
- Tang Chun Man/Tse Ying Suet
- Chan Peng Soon/Goh Liu Ying
- Yuta Watanabe/Arisa Higashino
- Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanacha
- Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja
Semua kemenangan di atas diraih dengan pertarungan bermandi keringat, jungkir balik, ndlosor, sampai ngepel lapangan, dengan bumbu jus-jus-an. Dari semua nama di atas, hanya Dechapol/Sapsiree yang mampu menundukkan Siwei/Yaqiong lebih dari sekali.
Kegembiraan mengalahkan Siwei/Yaqiong bagaikan kegembiraan mengalahkan Manchester United di eranya Sir Alex Ferguson. Bosan rasanya menyaksikan Siwei/Yaqiong terus-terusan bertengger di atas podium.
Belum lama kenangan pahit, ketika Praveen/Melati nyaris mengalahkan Siwei/Yaqiong di semifinal All England, Maret 2019.
Saya yang menyaksikan siaran langsung, merasa nyesek, sudah tinggal butuh satu point di set kedua, tapi ditikung, dan kalah jus-jus-an. Di set ketiga Praveen/Melati seolah kehabisan motivasi, takluk dengan mudah. Bagaikan kena prank.