Pada suatu malam sebelum tertidur Lalaki langit anak pertamaku protes pada ayahnya.
"Ayah kok salah tulis cita -citaku di formulir yang tadi siang harus dikumpulkan di sekolah!"
"Loh memang tadi Ayah tulis apa? " tanya suamiku sambil garuk-garuk kepala menandakan dia sudah lupa akan apa yang sudah dia tuliskan.
"Ayah tulis cita-citaku dokter gigi " jawabnya dengan bibir di majukan beberapa senti.
"Loh, bukanya cita -citamu itu? " tanya suamiku merasa benar.
"Sudah ganti Ayaaaaah.. Cita -citaku sekarang arsitektur! " jawab anakku mantap sambil tersenyum.
Kami berdua saling berpandangan, yang kami tahu memang dokter gigi cita-cita terakhirnya.
"Loh, Kang bukanya dulu kamu pengen jadi dokter gigi? "tanyaku memastikan.
"Iya, tapi sekarang ganti ah. Masa dokter gigi kaya gini giginya? " Ujarnya sambil menunjukkan sederet gigi depannya yang semakin hilang karena keropos.
Kami bertigapun tertawa bersama.
Mungkin masih terlalu muda untuk menyebutkan cita-cita yang pasti. Maka jangan heran kalau cita-citanya selalu berganti-ganti. Dari mulai ingin jadi superman, tentara, dokter gigi dan kini arsitektur.