Menstruasi pertama adalah peristiwa yang masih selalu kuat di memori saya. Mungkin bagi semua wanita pengalaman menstruasi pasti tak terlupakan apalagi bagi saya ,anak broken home.
Loh, memangnya apa hubungannya menstruasi pertama dengan saya yang anak broken home?
 Begini...ketika anak wanita sudah menjelang remaja, seharusnya mereka sudah dibekali pengetahuan oleh orang tua terutama ibunya tentang kronologis menstruasi.
Saya yang ditinggal ibu dan ayah semenjak balita, tidak mendapatkan pengetahuan itu. Nenek saya terlalu renta untuk memberi tahu tentang menstruasi.
Maka siang itu sepulang sekolah , semula saya hanya merasa ada yang aneh di pakaian dalam saya. Mengapa terasa basah padahal saya tidak mengompol.
Begitu ke kamar mandi dan menemukan jejak merah di pakaian dalam, paniklah saya. Saya merasa ketakutan. Saya pikir saya sedang terluka.
Saya kira setelah dibersihkan darah akan berhenti. Ternyata tidak. Darah terus keluar. Saya semakin panik.Â
Saya belum tahu kalau sedang menstruasi maka sebaiknya saya mencari pembalut.
Beberapa cara sederhana saya lakuka untuk berusaha menahan. Dari mulai menggunaks berlapis-lapis celana dalam sampai  menahan dengan melipat  kaos kaki dan memasangnya.
Pengetahuan saya yang kurang tentang menstruasi membuat saya tidak paham kalau darah itu adalah menstruasi yang takkan berhenti mengalir hingga masa meluruhnya dinding rahim dan sel telur usai.