Sebulan sudah tak jumpa mereka. Biasanya ngobrol ngalor ngidul sebelum mengajar. Belum lagi acara jajan dadakan saat pergantian kelas. Atau sengaja makan bersama alias botram di hari sabtu.
Sedikit gambaran ya,saya bekerja di bimbingan belajar yang memiliki 6 cabang di kota ini. Sebelum masa pendemi terjadi kami sendiri memang sulit sebenarnya berkumpul karena di sebar di cabang.
Tapi ada sih yang sering satu cabang,nah paling mereka mereka yang satu cabang yang sering kumpul.
Nah sebelum ini layaknya komunitas lain,kamipun punya WAG. Hanya saja bedanya jika sebelumnya biasa saja,sekarang saat sudah hampir semua dirumahkan gruppun jadi ramai.
Laksana di grup lain,ada anggota yang cerewetnya minta ampun,ada yang selalu sinis,ada yang rajin perang stiker dan ada yang baru menjawab jika di tanya.
Ketika dunia nyata kita tak bisa berjumla,memang dunia maya paling afdol menyatukan kita.
Kini terasa betul kekangenan dengan mereka. Si A yang beginilah,si B yang  begitulah,termyata selama ini meramaikan khasanah percakapan grup.
Apa obrolan yang sering ramai?yup tentu saja selain si Corona juga jadwal ngajar yang mulai berkurang. Kebijakan on mengajar daring menyebabkan ada perombakan. Memang bimbel menjadi salah satu usaha yang terpukul dengan keadaaan ini.
Kami saling menertawakan tapi juga saling memberi kekuatan untuk bangkit. Dari obrolan mulai ketahuan beberapa teman sudah mulai banting setir jualan. Tentu saja itu menginspirasi kami.
Membeli barang dagangan teman adalah tindakan yang tentu sangat berguna. Selain tambah mengikat tali silaturahmi juga berbagi rejeki tentunya.