Sudah 3 minggu rumah mirip kapal pecah. Sudah 3 minggu rumah bergetar oleh teriakan-teriakan. Dan sudah 3 minggu rumah disulap jadi warteg dadakan.
Emosi emak memang jadinya gampang naik. Maklum ga bisa bersih sedikit kotor lagi-kotor lagi. Rumah ga bisa senyap sedikit, pasti bergetar lagi.
Enggak usah marah mak, mereka kini sudah mulai bosan libur kelamaan. Kalau ditanya pilih sekolah atau libur, jawabannya mereka ingin sekolah.Â
Bukan enggak sayang emak, atau bosan sama galaknya emak, tapi ritme sekolah itu ngangenin. Sebelum belajar ada masa bermain dulu dengan kawan-kawan. Lalu serunya berlari menuju kantin mengejar jajanan itu kini mereka rindukan.
Belajar yang tak hanya mengerjakan tugas tapi menerima dulu materi dari Ibu atau Bapak guru yang mereka cintai itu juga sisi yang mereka cari.
Liburannya  bikin mereka bete. Kenapa? ya mereka libur lama tapi tak boleh bersua kawan-kawannya. Mereka libur lama tapi tak bisa bermain sepeda atau menendang bola seperti biasa.
Seseru-serunya main di rumah, tetap bermain bersama teman diluar tak tergantikan rasanya. Ya, mereka belum sepenuhnya bisa menerima kenyataan bahwa kondisi ini sedang genting dan mereka tak bisa kemana-mana.Â
Menerangkan bahwa di luar banyak virus yang sedang berkeliaran tak mudah untuk balita. Yang intinya perasaan mereka sedang down saat ini. Meskipun tak terkatakan namun teras.
Maka biarkan lah mereka bereksplorasi di rumah. Tak usah marah-marah jika tenaga mereka seolah tak ada habisnya. Percayalah itu salah satu cara mereka untuk meluapkan ketidaknyamanan atas panjangnya durasi liburan di rumah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI