Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Perkenalkan, Saya Penghutang Sejati

2 Agustus 2019   15:36 Diperbarui: 2 Agustus 2019   15:40 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daftar cicilan hutang. Dokumen pribadi

Bukan bangga atau takabur,tapi saya harus jujur,bahwa saya emak-emak tukang ngutang sejati. Saya termasuk orang yang kesulitan menabung dan pada akhirnya memilih berhutang .

Bukan sekali dua kali saya coba menabung. Sudah mendisiplinkan diri dengan menyisihkan pendapatan,tetap saja dikorek-korek tuh celengan akibat ada kebutuha "dadakan". Jikapun paginya rajin pergi ke bank,maka sore harinya tak pernah absen mengunjungi ATM atau belanja pake debit. Mind setnya selalu ah ada uang ini,beli aja deh. Kalau harus menabung untuk membeli barang,rasanya tak mungkin bagi saya.

Maka setelah menabung selalu gagal,sayapun jadinya senang menghutang. Bukan menghutang uang tapinya melainkan membeli barang dengan dicicil. Memang kalau itung-itung harga barang akan berkali lipat,namun hanya dengan cara ini saya mampu memenuhi isi dapur. Karena tukang kredit keliling menyapa maka panci dan wajanpun ada.

Rasanya seperti dirampok kalau harus mengeluarkan uang diatas ratusan ribu bahkan sampai satu juta. Namun rasanya lain ketika membeli barang dengan cara dicicil,apalagi cicilannya perhari rasanya ringaaan sekali. 

Seperti smartphone yang saya gunakan untuk menulis di kompasiana ini saya bayar dengan mencicil sebanyak 21 ribu perhari. Anggap saja jajan bakso dan es campur tiap hari. Selama 150 hari akan saya lalui,dan tak terasa sudah masuk ke 100 hari. (Horeee! mata saya sudha betbinar membayangkan calon barang baru untuk cicilan selanjutnya).

Saya bukan mau menunjukkan bahwa saya sukses berhutang loh ya,enggak! Kalau kalian bisa menabung ya bagus,dont try it at home cos very-very dangerous! Mengapa saya berani berhutang? Simak dulu alasannya ya jangan dulu nge-gas!

Pertama,saya memiliki honor sendiri dan tak mengganggu gaji suami. Alhamdulillahnya saya diberi honor harian oleh pemilik Bimbel . Sehingga memang jika saya harus mencicil harian itu tak masalah karena tinggal memotong dari honor harian. Uang bulanan aman dan tak terganggu. Saya masih memperhitungkan % cicilan saya. Kata ahlinya keuangan kan 30 % dari pendapatan,nah selama masih segitu saya berani. Itulah saya hanya sanggup mengambil satu barang saja hingga tiba waktunya lunas tiba.

Kedua cicilan yang harus saya bayar memang harus yang harian bukan mingguan atau bulanan. Mengapa? Sebab jika mingguan atau bulanan,saya harus menyimpan dulu uang hingga tiba waktu penagih datang. Jangankan sebulan,seminggu saja berat beb! rasanya tangan ini gatal ingin menyulap uang simpanan agar segera hilang.

Pengalaman membuktikan saya gagal di cicilan bulanan atau mingguan. Bukan menyimpan dulu ,yang ada mengganggu pos belanja. Jadikah menimbulkan prahara rumah tangga karena belum tentu suami terima.

Ketiga saya menghindari mengambil cicilan menjelang libur panjang seperti lebaran dan libur sekolah. Karena pada dua waktu saya tak mampu memenuhi isi dompet. Kan tempat saya bekerja libur,otomatis tak ada honor harian yang bisa saya ganggu. Nah contoh daftar hutang saya perlihatkan di atas satu program menghutang gagal karena barang belum lunas ,eh keburu liburan. 

Saya tak bangga menjadi seorang emak-emak penghutang,namun itulah kenyataan pahit saya sebagai seseorang yang memiliki kemampuan payah dalam menabung. Jadi catat ya,saya penghutang akibat cicilan barang,bukan penghutang uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun