Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menemani Anak Bermain, Mengapa Tidak?

4 Juli 2019   19:53 Diperbarui: 4 Juli 2019   20:25 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepaket bermain di lapangan. Foto: Irma T.H

Liburan panjang kali ini (libur lebaran plus kenaikan kelas) membuat anak-anak bisa mati gaya. Peraturan no gadget saya yeng cukup keras, membuat mereka harus putar otak untuk bisa melewati liburan ini.

Sayapun coba memfasilitasi. Membelikan permainan serupa monopoli,congklak atau yang kerenan dikit papan catur. Namun toh tetap saja tak cukup untuk dimainkan dalam jumlah hari libur  yang nyaris lebih 30 hari lebih ini.

Siapa yang mai bermain catur bersama kami? Dokpri
Siapa yang mai bermain catur bersama kami? Dokpri
Untungnya anak-anak yang nyaris sebaya dengan putera cikal saya cukup banyak. Ya beda setahun dua tahun lah. Akhirnya berdasarkan kesamaan itu merekapun bermain.

Pagi-pagi mereka memanggil anak saya di depan pagar. Sebenarnya sering kepagian sih mereka datang. Anak saya kadang sedang sarapan,atau kadang belum mandi. Mereka sendiri sama belum mandi atau sarapan namun demi main banyak dari mereka (atau orang tuanya ) yang cuek.

Bermain memang kebutuhan anak. Energi perlu mereka salurkan dengan bergerak. Cara bersosialisasi dengan teman terasah saat bermain. Namun bermain tetap harus ada batasnya. 

Untuk putera saya sendiri ,bermain tahap pertama harus berakhir di jam dzuhur. Mereka harus shalat,makan lalu istirahat. Saya tak mengijinkan mereka bermain setelah itu.

Sayangnya peraturan saya terkadang berbeda dengan teman-temannya. Mereka bermain tak berbatas waktu,sehingga meskipun sudah waktunya pulang mereka sengaja mengajak bermain lagi. Anak saya sejauh ini mematuhi dengan sepenuh hati. Tak marah atau protes.

Akhirnya saya mengijjnkan mereka bermain namun di rumah saya saja. Ada yang tahan tak kemana-mana. Ada yang menyerah dan memilih bermain tanpa anak saya.

Selepas sholat ashar,si cikal boleh kembali bermain. Nah,selama liburan ini,anak-anak gemar bermain bola. Anak saya sendiri memang doyan sepak bola. Di sekolah saja dia memilih ekskul sepak bola. Beruntunglah masih ada lapang di sini untuk mereka bermain kaki.

Nyaris tiap sore mereka bermain bola,dan nyaris tiap sore juga saya menyusulnya ke lapangan. Saya datang ke lapang lengkap bersama kedua adiknya.Selain melihatnya bermain,mengajak adiknya bermain, juga membawakannya sebotol air untuknya jika kehausan.

Ada tempat duduk di pinggir lapangan yang biasa kami tempati untuk menontonnya. Terkadang bergantian mereka datang untuk sekedar istitahat sebentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun