Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Segar

Bawang Putih Naik Saat Ramadan, Saya Tak Panik

8 Mei 2019   12:14 Diperbarui: 8 Mei 2019   13:44 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Di dongeng legenda bawang putih itu diceritakan baik, teraniyay dan menderit,sementara saudara tirinya bawang merah lah yang jahat.

Di dunia nyata sekarang bawang putihlanh yang jahat. Harganya sedang meroket entah berapa tepatnya kini kemarin sih sudah mencapai 100 rb perkilo.

Tapi meskipun begitu saya tak terpaku panik. Loh kok bisa?soalnya bawang putih Kan bukan satu-satunya bumbu yang dibutuhkan saat memasak. Kebutuhan bawang putih tak sedahsyat bawang merah. Kadang penggunaan bawang putih bisa diabaikan jika memang sedang tak ada di wadah bumbu. Tapi kalau bawang merah habis maka biar pun malas saya terpaksa pergi buru-buru ke warung untuk membelinya. Bisa enggak enak masakan tanpa bawang merah.

Perbandingan bawang merah dengan bawang putih saat meracik bumbu sekitar 3:1. Bawang putih bisa awet meski hanya beli satu rumpun,tapi bawang merah sehari saja bisa habis kalau hanya membeli 2000 (ya iyalah).

Bukan berarti saya memberi ide buat menaikkan hrgaa bawang merah loh,maksud saya karena kebutuhan bawang putih tak seurgent bawang merah sembari menunggu pekerjaan pemerintah dalam menstabilkan harga bawang putih,kita sebagai Emak kalem aja. Di awet-awet persediaan yang ada. Saya yakin ini hanya permainan mafia bawang gagal menaikkan harga sapi atau pangan lainnya sekarang dia menyasar bawang putih.

Entahlah para pemain harga pangan itu begitu pandai menguras emosi emak-emak.

Ah bawang putih,bawang putih semoga kau kembali menjadi karakter yang baik.

Dibalik daster yang terkena tumpahan air, selesai juga satu tulisan ringan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun