Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Makna Nyepi Mestinya Mendinginkan Suhu yang Panas Ini

7 Maret 2019   07:58 Diperbarui: 7 Maret 2019   08:12 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai orang awam saya hanya mengerti bahwa Nyepi adalah kegiatan menjauhkan diri dari keduniaan. Diam dalam keheningan tanpa penerangan dan berhenti dari dunia luar. Semua penerangan dimatikan.

 Gelap gulita meski malam menjelang,setidaknya itu yang saya pernah lihat dulu pada rumah tetangga saya yang notabene keluarga Bali dan beragama Hindu. Waktu kecil saya melihatnya aneh karena belum mengerti. Hanya takjub melihatnya.

Maknanya tentu baik jika dikaitkan dengan kondisi kita masa kini. Panasnya politik menjelang pilpres membuat hari-hari kini tak nyaman. Saling menghujat,saling melempar hoaks.

Mencari kejelekan lawan, mengumbar kekurangan lawan. Kemudian bola api bergulir antara kedua kubu.

Mestinya kita juga sejenak menyepikan diri dari hal itu. Sesekali dinginkan kepala dan tak memulai perdebatan panas barang sehari. Memangnya dapat apa dari pertengkaran ini selain kebencian?

Seperti halnya menyepi,sesekali kita diam di keheningan,memikirkan nasib bangsa ke depan bukan hanya berdasarkan pilihan kita . Stop membenci. Hentikan mengajak orang berkelahi. Kita satu bangsa satu negara.

Saat Nyepi kita memasrahkan diri pada yang maha kuasa,merasakan arti kita yang kecil di mata Tuhan. Kita hanya manusia yang tak memiliki kuasa hidup. Maka sombong sekali kita jika mengintimidasi orang . Kita tak ada bedanya dengan makhluk lain.

Dan jika setiap rumah mampu merasakan aura nyepi dalam sehari saja, maka secara ekonomi,pemakaian listrik hemat , tidak ada saling lempar hujatan di media sosial. Tidak kesal menonton berita perbedaan hati para politisi. Bisa jadi satu hari itu bersama adem kita.

Selamat hari Nyepi bagi yang merayakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun