Taukah anda perkara makan saja untuk kaum ibu itu tak mudah. Meskipun lapar berat sang Ibu harus masak dulu demi hemat.Â
Begitu nasi masakan siap biasanya perutpun keburu kenyang. Entah karena sepanjang masak tak berhenti mencoba atau memang laparnya sudah lewat.
Punya anak kecil lebih seru lagi. Mau makan harus menyuapi dulu buah hati. Meski perut sudah lapar tak terkendali tapi masa tega makan mendahului si kecil. Beres makan si kecil sayangnya lapar menguap entah kemana.
Atau kalau sedang beruntung di jam makan ada ayahnya atau neneknya yang bisa dititipi. Ibupun bisa menyuap makanan dengan santai.Â
Sayangnya sedang enak-enak nya makan, bocah pun dengan cueknya BAB. Mau dibiarkan ya mencium bau tak sedap. Tapi makan lagi nikmat.
Akhirnya mencuci tangan yang penuh dengan nasi untuk membersihkan PUPnya dia. Dijamin meski tadi lapar berat setelah itu nafsu makan tak kembali.
Punya bayi lebih seru lagi. Mertua berkali-kali mengingatkan untuk tidak makan sesuappun saat sedang menyusui. Alasannya nanti anak akan manja sekali dengan ibunya.Â
Tapi apa mau dikata, kalau saat menyusui terjadi ketika perut memang terlanjur keroncongan sementara byi menyusui entah sampai kapan.
 Nasihat mertuapun diabaikan. Nasi disikat saat bayi sudah mulai merem melek sambil mimik ASI. Sayang kadang dia yang tak bersahabat, emaknya mau makan sambil duduk tak diijinkan, dia tetap minta di goyang-goyang dalam gendongan. Kalau tidak matanya kembali terbuka sambil menangis manja. Terpaksalah menyuap makanan sambil goyang kiri kanan. Jangan tanya rasanya seperti apa.
Tapi tak usah kasihan dengan kami yang tak pernah makan dengan baik dan benar. Mengapa? Karena meskipun cara makan kami ekstrem namun makanan sukses menjadi benteng lemak kami. Jarangkan menemukan Ibu yang langsing singset seperti saat gadis ?Yang ada semakin lama semakin melebar tak terarah.
Bisa jadi kami jdi petugas kebersihan piring berisi sisa  makanan anak, jika anak 3 berarti 3 piring yang dibersihkan.Â