Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengalihkan Gadget dengan Congklak

28 Desember 2018   22:58 Diperbarui: 28 Desember 2018   23:25 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermain congklak. dokumen Pribadi

Menjelang libur semesteran, ada kekhwatiran yang saya rasa. Ketika anak-anak saya akan berkumpul dengan sepupunya di rumah Nenek-Kakeknya maka rawan sekali mereka terjebak bermain gadget. Meskipun kami sudah membiasakan mereka untuk tidak bermain gadget,namun saudara sepupunya belum tentu seperti anak-anak saya.

Akhirnya saya mencoba memutar otak untuk menghadapinya. Kok saya kepikiran memberikan permainan tradisional yang dulu biasa saya mainkan. Sepertinya congklak merupakan permainan yang pas.

Nah,sayapun mencari-cari di mana alat untuk bermain congklak. Mengingat itu merupakan permainan tradisional. Mungkinkah masih ada?

Saya menemukan alat congklak Di sebuah toko buku . Ternyata alat yang ada tak seperti dulu. Dulukan alat congklaknya dari kayu lalu isi nya menggunakan kerang-kerang kecil alias kuwuk kalau kita menyebutnya. 

Jualo.com
Jualo.com
Kini alat dan isinya sama terbuat dari plastik. Harganya murah hanya empat belas ribu rupiah.

dokumen Pribadi
dokumen Pribadi
Sebenarnya tempat tak yakin akankah mereka menyukai permainan ini?

Ternyata dari saat saya menunjukkan alat congklaknya saja mereka sudah tertarik.. begitu digelar semua tampak penasaran.

Saya dibantu ayah-Ibu mereka sebagai para alumni pemain congklak dalam menerangkan cara bermainnya.

Sebagai permainan awal,kamilah yang memulai. Buat yang sudah lupa kurang lebih begini cara bermainnya.

Pertama setiap lubang diisi oleh 7 biji congklak. Lalu kedua pemain mengisikn tiap lubang masing-masing satu sambil melewati tiap lubang. Dari barisan lubang milik kita masuk ke lubang paling besar sebagai lumbung kita lalu melewati barisan miliki lawan.

dokumen Pribadi
dokumen Pribadi
Jika biji congklak kita jauh di lubang kosong maka kita harus menghentikan permainan. Yang seru jika di seberang lubang kita alis milik lawan ada isinya,mk kita berhak mengambil isi lubang lawan tersebut.

Setelah permainan usai maka keseruan muncul kembali ketika kita mengisi lubang-lubang dan salah satu dari kita tak bisa memenuhi 7 lubang itu. Istilahnya "pecong".

Ternyata semua anak menyukai permainan congklak. Yang menang akan melawan penindasan baru. Keseruan kami di masa lalu mereka rasakan juga. untuk satu dua hari ke depan mereka akan aman dari gadget.

Sayapun menyiapkan mainan lain selanjutnya.  Permainan tradisional lain seperti  beklen atau bisa jadi tali dari karet. Kita lihat saja nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun