Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jikapun Harus Bertukar Tempat, Mengapa Tidak?

15 Desember 2018   19:18 Diperbarui: 15 Desember 2018   19:27 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua orang ayah mengambil raport. Dokumen pribadi

Ada yang membuat saya tersenyum di hari pembagian raport anak ke dua saya. Ditengah gerombolan ibu-ibu yang hadir untuk dipanggil Bu guru, terseliplah ke dua Bapak-bapak ini. 

Jika selayaknya mereka hadir sepasang bersama istrinya, namun mereka benar-benar hadir sendiri untuk menghadiri pembagian raport ini. 

Sebetulnya sih selama ini saya sering sekali berpapasan dengan mereka saat antar jemput, yang artinya mereka memang terbiasa hadir dan menemani buah hatinya di sekolah. 

Menurut berita yang beredar ( saya tak berani konfirmasi sendiri) istrinya sibuk bekerja dan tak bisa datang di hari ini atau hari lainnya. 

Perlu saya ceritakan sedikit bahwa Rancaekek tempat tinggal saya merupakan daerah kawasan pabrik. Dengan banyaknya pabrik disini, maka otomatis banyak tenaga kerja yang terserap. Namun kebanyakan tenaga kerja wanita. Pria lebih sulit untuk mendapatkan lowongan kerja. 

Jikapun ada yang berani membayar uang untuk masuk kerja di pabrik maka bagi pria nominalnya lebih besar dibanding tenaga kerja wanita  Disini ada pabrik- pabrik yang saking dianggap menjanjikan gajinya Maka untuk masukpun ada jalur berbayar. Jalur berbayar ini biasanya jatah penduduk sekitar yang bisa ditawarkan. 

Sepertinya kedua bapak ini tak bisa menembus dunia kerja. Dan dengan kerelaan hati mereka bertukar tempat. Ibu yang mencari uang, ayahlah yang mengurus anak dam rumah tangga. 

Apakah mereka seperti terpaksa saya rasa tidak!  Mereka terlihat enjoy saat mengantar jemput anaknya. Bahkan mereka cuek jika harus terlibat percakapan dengan ibu-ibu. 

Saya terus terang salut dengan mereka. Jika memang dunia kerja lebih mudah didapatkan oleh sang istri, tak masakah bertukar tempat seperti mereka. Daripada segala harus oleh istrinya.

Asal ada kesepakatan bersama untuk berbagi tugas, sepertinya terlihat lebih mengagumkan. Tanpa harus merasa menjadi hina karena memasak atau mencuci pakaian. Pun sang istri jangan sampai jadi memandang rendah suaminya yang mengurusi rumah bukan mencari nafkah. 

Kelangsungan anak dan rumah tangga tanggung jawab bersama. Kalaupun harus bertukar tugas, nikmati saja seperti mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun