Berita mengenai banyaknya kursi kosong yang bisa kita jumpai di setiap peetandingan Asian Para Games, membuat saya miris.Â
Event yang tak kalah besarnya dengan Asian Games. Diikuti oleh sejumlah negara yang nyaris sama banyaknya juga. Dengan acara pembukaan yang tak kalah keren dan Theme song yang bukan main enak dinyanyikan oleh Armand Maulana. Rasanya  tak ada alasan untuk tak mengikutinya.Â
Namun apa yang terjadi? Â Suasana hening kembali. Saya sempat tak hapal sudah berapa perolehan medali sekarang ,atlet mana yang menghasilkan kisah heroik saat menyumbang emas. Adakah atlet seperti Jojo di permainan bulu tangkisnya?Â
Jika tidak ada berita penolakan dari Miftah saat akan bertanding di cabang Judo karena harus melepas jilbab, mungkin saya betul-betul lupa kalau sekarang sedang ada acara sekelas Asia.
Padahal menyaksikan pertandingan di Asian Para Games itu luar biasa. Bagaimana kita tak berdecak kagum. Meski ada yang tanpa kaki atau tangan namun para perenang itu tetap lincah meliuk melewati air pada cabang renang.Â
Adalah Jebing Pangabean seorang atlet renang yang berhasil mempersembahkan medali emas. Dia dengan penuh percaya diri bertarung di gaya punggunh 100 meter S9. Dialah peraih medali emas ke 24.
Tahukah anda, bahwa mereka akan didampingi oleh seorang pemandu yang kemampuan berlarinya secepat atletnya. Abdul Halim telah dibantu Ahmad Azlan dalam meraih kemenangannya.Â
Indonesia sendiri sudah meraih 24 medali emas ,sebuah pencapaian yang melebih target. 16 medali emas tadinya menjadi target Indonesia.Â
Sayang memang lapangan tempat mereka bertanding sepi penonton. Padahal harga tiket sudah begitu murah. Ada yang hanya seharga 25 ribu saja. Â Bahkan beberapa cabang tiketnya digratiskan.Â
Sementara di Asian Games,tiket ratusan ribu rupiah jadi rebutan hingga banyak yang mengeluh kehabisan. Belum lagi calo bergentayangan.Â