Secara pribadi saya suka Anies Baswedan. Anies Baswedan adalah sosok yang sederhana. Jauh sebelum menjabat sebagai gubernur DKI saya sudah sering melihatnya.
Pribadi tenang, dengan senyum manis yang di hiasi tahi lalat dibawah bibir. Pasti pintar karena datang dari kalangan akademisi.
Tadinya dipikir akan lama menjabat jadi menteri pendidikan, secara beliau kan dosen. Ternyata dia dilengserkan sebelum habis masa pemerintahan.Â
Sempat bertanya-tanya mengapakah? Pada akhirnya dia menjadi orang nomor satu di DKI.Â
 Pekerjaannya banyak sekali. Untung ada pak Sandiaga Uno yang menemani. Kloplah jika tugas nanti dibagi. Siapa yang di balik meja,dan siapa yang berkeliling dilapangan. Mungkin mereka tinggal hompimpah.
Apa daya sekarang Sandinya pergi. Posisi Cawapres membuat Sandi pamit pada Anies. Entah bagaimana perasaan Anies, bisa jadi sedih namun disimpan dihati. Pelukan perpisahan sempat membuat saya meleleh.
Semenjak Sandi pergi otomatis Anies bekerja sendiri. Agenda kegiatan yang menumpuk harus dia lakoni.
Penertiban tanah abanglah, program Oke Ocelah dan mengulik program rumah DP 0 Â % dan agenda janji lain.
Padahal kemaren berjanjinya berdua, tapi sekarang hanya Anies saja yang melangkah. Pasti lelah, pasti lemah, pasti tidur malamnya tak pernah nyenyak.
Mata emak-emak yang biasa bergelut dengan cucian ini menangkap kalau sosok Anies sekarang kurusan. Gosipnya beliau kehilangan lemak 14 kg. Aduh andai Ah, andai saya yang kehilangan berat badan sebanyak itu pasti saya bilang hore sana sini. Tapi Pak Anies harusnya jangan.
Ternyata menunggu pasangan barunya lama nian. Meski baru sebulan tapi laksana orang jomblo rasanya sudah tak punya pacar tahunan. Â Maklum yang diurus ibukota negara.
Tanyalah sama yang biasa jomblo enak ga jalan sendirian? Sedihkan jomblo cuma bisa curhat sama tembok tanpa ada yang memberi jalan keluar. Kurang lebih mungkin Anies juga demikian.