Beberapa bulan ini saya keranjingan dagang on line. Berawal dari cocoknya lidah ini pada makanan yang dibeli dari teman,lalu iseng-iseng berhadiah menawarkan di media sosial berharap ada yang tergoda dengan  cara menawarkan yang sederhana. Saya mengambil foto anak saya yang sedang menikmati makanan , kemudian fotonya saya unggah,lalu ditambahkan sedikit cerita untuk menarik pembaca.
Untunglah penyuplai dagangan membolehkan saya mengutang dulu. Maksudnya dia kirim barang ke pemesan,nanti kalau konsumen sudah bayar,baru saya bayar ke dia.
Nah,demi memuluskan proses pembayarannya mau tak mau saya membuka rekening di salah satu bank ,karena yang pesan tinggalnya di luar kota, tak mungkin mengambil uang sambil mengantar barang ,berat diongkos dong.
Dari makanan yang saya tawarkan saya mengambil 5.000 sampai 10.000. Saya tak berani mengambil untung banyak soalnya kerja sayakan cuma mencari pembeli sementara teman pemilik makananlah yang mengepak dan mengirimkan barang.
Makanan yang saya tawarkan yang dikenal dengan sebutan pizza ini memang enak (bukan karena saya yang jual loh),wajar kalau banyak yang suka,namun harganya lumayan tinggi.
Untuk para penikmat kuliner, harga segitu sebenarnya tak masalah. Tapi bagi teman-teman yang memiliki uang pas-pasan biasanya mengurungkan niat untuk memesan makanan tersebut.
Akhirnya saya mencoba makanan lain yang lebih masuk di kantong. Pilihan saya jatuh pada cireng. Harganya 1/3 dari harga pizza. Melalui penjelajahan sana sini saya akhirnya mendapat ladang cireng.
Ternyata gayung bersambut, bukan hanya memesan pizza, teman-temanpun sekalian pesan cirengnya juga.
Terpaksalah proses pengiriman saya tangani sendiri agar bisa menyatukan cireng dan pizza dalam sekali kiriman.
Meski harus sedikit repot janjian dengan teman penyuplai pizza karena rumah kami berdua berjauhan namun saya menikmati sekali. Saking jauhnya saya sampai harus menggunakan transportasi kereta api loh!