Sekitar dua minggu lalu, secara sengaja saya bertemu dengan seorang kawan lama, kakak tingkat waktu sekolah lebih tepatnya. Lama tak bersua, hampir 9 tahunan, dan selama satu tahun terakhir ini hanya komunikasi via fesbuk, akhirnya kami bertemu juga tanggal 13 kemaren. Seneng??? Iya lah, secara waktu sekolah dulu, waktu ingus masi meler sana-sini, saya (dan geng) udah bisa ngelompokin siapa-siapa aja yang termasuk cowok kantenk. Hehehe, centil amat! Bersama dengan dua orang lagi--jadi total berempat--kami bertemu janji di salah satu warung makan yang notabene adalah treat darinya. Katanya sih sebagai ganti karena ia tidak dapat membawakan oleh-oleh dari perjalanannya. Kesan pertama berjumpa setelah sekian lama, syok! Pasalnya, selama komunikasi di dunia maya, beliau adalah orang yang WAH alias rada gila. Ternyata, setelah mendengarkan ia berbicara selama satu jam lebih, saya justru jadi terkagum-kagum pada pemikirannya. Oh, lupa, dan juga tatapan matanya yang begitu dalam. Dalam hati klepek-klepek, tapi untungnya bisa jaim saat itu. Wakakakaka! Trus gimana, masih kantenk nggak? Hmmm..kantenk itu relatif sih, ya... Yang jelas, penampakannya udah beda. Kalau waktu sekolah dulu dandanan beliau cupu-cupu gimana gitu, sekarang udah enggak. Kalau dulu kulitnya putih (dibanding saya dan sempat buat saya iri), sekarang juga udah enggak. Maklum saja, terbakar terik matahari gurun di belahan bumi mana itu. Hmm...apa lagi ya? Kayaknya itu aja yang paling berkesan. Tidak banyak yang kami berempat bicarakan selain perkembangan kehidupan masing-masing. Tapi yang paling menarik, beliau curhat tentang perasaannya saat di putus sang kekasih. Mwahahaha! Ooops, ngetawain orang! Ya gimana saya nggak ketawa, kan saya tahu betapa bingungnya ia saat suka pada sang gadis. Curhat hampir tiap hari via messenger. Trus, setelah berhasil mendapatkan si gadis, lupa deh dia ama orang yang dicurhatin selama ini. Yah, saat itu memang ada sedikit sakit di hati karena saya merasa dilupakan begitu saja. Tapi itu udah lewat kok. Belakangan saya baru sadar, kalau beliau tipikal orang yang cuek nggak jelas gitu. Kalau lagi asik sama sesuatu, lupa deh sama yang lain. Serasa melihat diri sendiri. Hahaha!!! Oh, setelah makan malam hari itu, jadi kepikiran? Iya juga. Yah, namanya juga lama nggak ketemu kan. Sekalinya ketemu, ngobrolnya juga asik dan nggak ngebosenin. Hee~ Jadi sering sms-an juga. Topiknya aneh-aneh tiap kali sms. Tanya harga gula lah, informasi hujan di kota ini lah, dan lain-lain. Barusan, beberapa hari yang lalu beliau menanyakan sesuatu hal kepada saya. Apa coba? Yakni mengenai persamaan kurva derajat dua (persamaan kuadrat) yang puncaknya adalah (0,0) pada bidang kartesius, dengan nilai y yang selalu negatif. Nah, lho??? Kalau buat adek-adek sekolah menengah, mungkin pada tahu jawabannya. Kalau yang udah ninggalin jaman smp berapa tahun lalu, pada masih inget nggak (karena saya salah satunya)? Haha, untungnya di kamar saya banyak koleksi buku matematika, jadi nggak repot nyari jawaban yang bener! kuberikan jawaban padanya. Tak lupa kutanyakan apa yang sebenarnya sedang ia lakukan dengan soal matematika semacam itu. Jawaban beliau, "Aku sedang mengerjakan soal kehidupan! Haahhh?! Emang ada korelasi antara persamaan parabola (ini jawaban kurva yang dimaksud) dengan kehidupan? Kata beliau lagi, "Ada." Hmmm.... Kamis pagi kemaren, ada pesan yang masuk darinya. Saya disuruh membaca status fesbuknya yang terbaru! Dari nada di pesannya sih kayaknya beliau lagi bahagia. Yah, orang aneh memang, tapi saya nurut-nurut saja. Klik sana-sini, tampaklah update statusnya. Begini bunyinya. Jika aku adalah (x) dan engkau adalah (y), maka pertemuan hati kita akan membentuk (x²=-y), di mana akan terbentuk sebuah kurva dengan titik (0,0) sebagai puncaknya. Maka titik tersebut adalah kesempurnaan tempat berlabuhnya dua hati, yang saling melengkapi, saling membutuhkan, dan saling mendampingi untuk menuju sebuah keselarasan dan keabadian sejati. Baca status yang seperti ini, saya cuma bisa ngakak ketawa guling-guling. Ah, sepertinya beliau menderita penyakit gila akan cinta versi terbaru! Hasil merenung semalam suntuk katanya juga. Dasar, tingkah polah orang yang belajar filsafat seperti ini rupa-rupanya. Wakakakaak!!! Gombal? Bisa jadi. Namun terlepas dari gombal tidaknya, saya rasa itu adalah kata-kata yang indah. Yah, mengingat (buat saya) kurva adalah suatu bentuk ekspresi keindahan rangkaian akan kombinasi angka-angka dan variabel, yang terlukis pada suatu koordinat. Hehe.... Oia, Ini bentuk parabola pada umumnya. [caption id="attachment_81825" align="aligncenter" width="175" caption="salah satu kurva parabola"][/caption] Dan sekedar informasi, untuk kurva parabola di atas, jika diinversikan (dibalikkan) dalam kondisi tertentu, maka akan didapat bentuk kurva yang lebih indah, yakni seperti ini. [caption id="attachment_81826" align="aligncenter" width="266" caption="bentuk kardioid yang dalam bahasa Yunani berarti bentuk hati. mirip hati nggak sih??"][/caption] Lantas, di sebelah mana korelasinya??? Hmmm...jawab sendiri aja kali ya... Hehe~ Yah, sekian curhat hari ini.... :) ----------------------------------------------------------------- Terimakasih yang spesial teruntuk Mas Je buat inspirasinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H