Mohon tunggu...
Langit Biru
Langit Biru Mohon Tunggu... Wiraswasta -

The Only Person U Should Try ToBe Better Than., Is The Person U were Yesterday!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berawal dari Mimpi, Lahirlah Chicken Soup for The Soul

20 Juni 2016   09:11 Diperbarui: 20 Oktober 2016   15:35 1843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda tentu tau buku laris Chicken Soup for The Soul kan? Nah, buku laris yang penuh dengan kisah inspiratif ini ternyata kelahiran dan kesuksesannya berawal dari sebuah mimpi, dan menjadikan Jack Canfield, sang penulis, sebagai super milyarder! Buku fenomenal ini terbit pertama kali pada tahun 1993 dan langsung menduduki posisi #1 New York Times Best Seller, serta terjual 2 juta copies. Jack Canfield kemudian tercatat sebagai pemegang Guinness Book World Record karena 7 bukunya secara berturut menduduki posisi #1 New York Times Bestseller!

Jika edisi perdananya terjual 2 juta copies. apakah anda bisa menebak berapa sekarang yang telah terjual di seluruh dunia? Apakah 10 juta? 50 juta? Atau 100 juta? Jika anda menebak 100 juta, maka tebakan anda masih belum tepat, karena Chicken Soup for The Soul telah terjual lebih dari 120 juta buku! Dengan penjualan sebanyak itu, kira-kira berapa uang yang masuk ke kantong Canfield? Mari kita kalkulasi: Jika 1 buku mendapatkan keuntungan bersih US¢ 50 (cents) saja, maka Canfield mengantongi tak kurang dari US$ 60 juta, atau senilai dengan Rp. 799.500.000.000,-!!

Sukses seperti itu manis sekali rasanya ya….

Yep., sukses itu memang manis untuk dirasakan dan diceritakan, dan seringkali mengundang decak kagum. Tentu tidak ada yang menolak jika kita diberi kesuksesan sama seperti Jack Canfield. Namun, jika kita harus berjuang sepertinya, apakah kita juga mau dan sanggup? Sebelum anda menjawabnya, mari kita pahami dahulu apa rahasia terbesar dibalik kesuksesan Jack Canfield itu.  

Berawal dari Mimpi. Jack Canfield lahir tahun 1944 dan tumbuh dalam keluarga yang pas-pasan. Ayahnya mempunyai kalimat favorit yang gemar diteriakkan jika Canfiled minta uang: “Kamu pikir saya Rockefeller?!”, sehingga Canfield-pun berpendapat bahwa hidup itu sulit, sukar dan harus bersusah payah untuk mendapatkan uang.

Saat dewasa, Canfield bekerja sebagai penceramah dengan panghasilan US$ 8.000 setahun. Sebagai gambaran, biaya sewa rumah sederhana di Amerika, adalah US$ 600-1.000/bulan. Harga mobil mewah di atas US$ 33.000, dan harga rumah yang bagus di Amerika di atas US$ 250.000, cukup mahal. Dengan gambaran seperti itu dapat dibayangkan seberapa besar nilai uang US$ 8.000 se-tahun di Amerika.

Kemudian pada tahun 1990-an, Canfield bertemu W. Clement Stone, seorang pebisnis sukses, yang mengajarkan ilmu tentang kekuatan alam bawah sadar. Clement menasehati agar Canfield membuat target yang sangat tinggi dalam hidupnya, sehingga saat Canfield meraihnya kelak, akan merasa takjub sendiri.

Atas nasehat itu, Canfield lalu menentukan target: memiliki US$ 100.000, meski dia sama sekali tidak mengetahui bagaimana cara mewujudkannya. Dia hanya perlu meyakininya saja sepanjang waktu bahwa hal itu akan terwujud. Cara yang kemudian dilakukannya adalah menulis angka 00.000 di belakang angka 1 pada uang kertas US$ 1, sehingga uang itu menjadi US$ 100.000. Uang itu ditempelkan pada langit-langit tempat tidurnya, agar setiap saat bangun tidur uang itulah yang pertama kali dilihat dan diresapinya. Dia yakin suatu saat nanti akan memperoleh nominal sebesar itu.

Selama beberapa bulan tidak terjadi apa-apa, hingga suatu saat, saat sedang mandi, Canfield terpikir untuk menulis sebuah buku yang berisi kisah-kisah inspiratif. Canfield lalu bekerja siang malam demi mewujudkan ide dan mimpinya. Canfield yakin buku itu akan menuai sukses. Hasilnya, kira-kira setahun kemudian, bukunya rampung dan lalu diberi judul Chicken Soup for The Soul. Setelah itu Canfield berjuang untuk mencari penerbit yang mau menerbitkan bukunya.  Tak kurang dari 140 penerbit telah ditawarkan dan semuanya menolak, hingga akhirnya ada sebuah penerbit kecil di Florida yang mau menerbitkannya. Edisi perdana-pun terbit, dan laku keras. Atas kesuksesan bukunya itu, apakah Canfield menerima pembayaran US$ 100.000 sesuai mimpinya? Tidak. Canfield “hanya” menerima pembayaran nyaris sebesar itu. Tepatnya: US$ 92.327!! What a dream comes true!! Istri Canfield lalu berkomentar, jika bisa berhasil dengan US$ 100.000, mengapa tidak mencoba US$ 1.000.000? (Hmmm., tipikal wanita ya, hehe..)

Nah sekarang., setelah anda mengetahui rahasia sukses Canfield, apakah anda mau dan sanggup meniru dan mengikuti kesuksesannya? Sudah siap dengan mimpi besar anda?

5 Langkah Sukses Mewujudkan Mimpi. Dari cerita ringkas tentang Jack Canfield di atas, dapat ditarik kesamaannya dengan apa yang juga dilakukan oleh Jim Carey, yaitu:

  1. Mempunyai passion dan mimpi untuk sukses
  2. Menuliskan mimpi atau cita-cita
  3. Memvisualisasikan/membayangkan hasil akhirnya
  4. Meyakini mimpinya itu sebagai sebuah kenyataan
  5. Teguh (insist)

Kelihatannya 5 hal tersebut adalah hal-hal yang mudah untuk dilakukan, tapi sesungguhnya berat untuk dijalani, karena membutuhkan kekuatan mental dan durasi yang panjang. A dream doesn't become reality through magic; it takes sweat, determination and hard work (Colin Powell).
Di antara ke-5 hal tersebut, hal yang paling berat adalah bagaimana caranya bisa rajin melakukan visualisasi dengan keyakinan bahwa impian seperti yang ada dalam visualisasi itu akan terwujud. Visualisasi yang detail, berulang-ulang (insist), terasa nyata dan selaras. Maksud selaras di sini adalah apa yang kita mimpikan telah seirama atau sesuai dengan apa yang ada dalam keyakinan kita. Bukan sekedar hayalan (wishful thingking) belaka.

Misal kita punya impian tour keliling dunia, maka kita harus benar-benar meyakini bahwa impian itu telahterwujud, inilah kondisi yang selaras. Jika kita ragu, atau bahkan, maka antara mimpi dengan kenyataan tidak lagi selaras. Jika tidak selaras maka jangan berharap impian itu akan terwujud nyata sesuai keinginan. Alam bawah sadar tidak bisa bekerja dengan baik pada kondisi yang tidak selaras.

Pada titik inilah muncul tantangan-tantangan.  Jika tidak dilawan, maka akan memunculkan mental blocking yang akan menghambat, bahkan meluluh-lantakkan mimpi. Ingatlah selalu bahwa ada hukum tarik menarik (The Law of Attraction) yang kuat sekali antara alam sadar dan alam bawah sadar. Loyang menarik loyang, emas menarik emas. Jadi, jika kita merasa tidak mampu, maka sejatinya kita sedang menarik ketidak mampuan demi ketidakmampuan menuju ke arah kita.

Salah satu bekal utama yang harus dimiliki untuk melawan mental blocking, adalah passion ~minat yang kuat. Dengan adanya passion, maka beratnya perjalanan akan terasa lebih nikmat dijalani. Jadi., temukan passion anda terlebih dahulu sebelum anda menentukan dan merintis mimpi.

Beautiful Yellow Eiffel
Beautiful Yellow Eiffel
Visualisasi Harus Detail dan Nyata. Perjalanan saya ke Window of the World di Shenzhen membuat saya sadar, bahwa saya belum melakukan visualisasi dengan benar. Saya punya impian ke Eropa, tapi karena yang saya visualisasikan adalah keadaan di luar negeri pada umumnya, tidak detail, maka alam bawah sadar saya akan membawa saya ke luar negeri, tapi bukan ke Eropa. Alam bawah sadar membawa saya ke Eiffel, tapi Eiffel mini di Shenzhen, bukan Eiffel di Paris.

Berbekal replika menara Eiffel di Shenzhen, saya bisa lebih nyata lagi membayangkan seperti apa persisnya menara Eiffel itu. Saya perbaiki visualisasi saya selama ini, menjadi seperti ini:

Saya dan istri sedang memandang menara Eiffel dari jarak beberapa meter, sambil merasakan angin musim dingin yang menerpa. Saya lihat lantai di bawah menara Eiffel bercorak kotak-kotak keramik warna hitam dan putih. Pemandangannya indah sekali. Saya menikmati pemandangan indah itu sembari memeluk istri saya yang sedang hamil (saat itu saya memang sedang mendambakan kehadiran anak). Saya yakini hal itu benar-benar terjadi. Saya bisa merasakan bagaimana rasa bahagia dan syukur yang menyelimuti perasaan hati saat itu, meski hanya berupa visualisasi. Inilah yang disebut dengan kondisi yang selaras. Visualisasi itu saya lakukan sesering mungkin, terutama menjelang tidur.

Dan, apa yang kemudian terjadi?

Dalam hitungan bulan setelah saya ke Shenzhen, di saat musim dingin mulai tiba, di tangan saya telah tergenggam tiket dan visa ke Eropa Barat! Akhirnya...., setelah belasan tahun berlalu, dream came true..!! Alhamdulillah Yaa Rabb..

Bersambung..

Every great dream begins with a dreamer. Always remember, you have within you the strength, the patience, and the passion to reach for the stars to change the world ~Harriet Tubman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun