Kelihatannya 5 hal tersebut adalah hal-hal yang mudah untuk dilakukan, tapi sesungguhnya berat untuk dijalani, karena membutuhkan kekuatan mental dan durasi yang panjang. A dream doesn't become reality through magic; it takes sweat, determination and hard work (Colin Powell).
Di antara ke-5 hal tersebut, hal yang paling berat adalah bagaimana caranya bisa rajin melakukan visualisasi dengan keyakinan bahwa impian seperti yang ada dalam visualisasi itu akan terwujud. Visualisasi yang detail, berulang-ulang (insist), terasa nyata dan selaras. Maksud selaras di sini adalah apa yang kita mimpikan telah seirama atau sesuai dengan apa yang ada dalam keyakinan kita. Bukan sekedar hayalan (wishful thingking) belaka.
Misal kita punya impian tour keliling dunia, maka kita harus benar-benar meyakini bahwa impian itu telahterwujud, inilah kondisi yang selaras. Jika kita ragu, atau bahkan, maka antara mimpi dengan kenyataan tidak lagi selaras. Jika tidak selaras maka jangan berharap impian itu akan terwujud nyata sesuai keinginan. Alam bawah sadar tidak bisa bekerja dengan baik pada kondisi yang tidak selaras.
Pada titik inilah muncul tantangan-tantangan. Â Jika tidak dilawan, maka akan memunculkan mental blocking yang akan menghambat, bahkan meluluh-lantakkan mimpi. Ingatlah selalu bahwa ada hukum tarik menarik (The Law of Attraction) yang kuat sekali antara alam sadar dan alam bawah sadar. Loyang menarik loyang, emas menarik emas. Jadi, jika kita merasa tidak mampu, maka sejatinya kita sedang menarik ketidak mampuan demi ketidakmampuan menuju ke arah kita.
Salah satu bekal utama yang harus dimiliki untuk melawan mental blocking, adalah passion ~minat yang kuat. Dengan adanya passion, maka beratnya perjalanan akan terasa lebih nikmat dijalani. Jadi., temukan passion anda terlebih dahulu sebelum anda menentukan dan merintis mimpi.
Berbekal replika menara Eiffel di Shenzhen, saya bisa lebih nyata lagi membayangkan seperti apa persisnya menara Eiffel itu. Saya perbaiki visualisasi saya selama ini, menjadi seperti ini:
Saya dan istri sedang memandang menara Eiffel dari jarak beberapa meter, sambil merasakan angin musim dingin yang menerpa. Saya lihat lantai di bawah menara Eiffel bercorak kotak-kotak keramik warna hitam dan putih. Pemandangannya indah sekali. Saya menikmati pemandangan indah itu sembari memeluk istri saya yang sedang hamil (saat itu saya memang sedang mendambakan kehadiran anak). Saya yakini hal itu benar-benar terjadi. Saya bisa merasakan bagaimana rasa bahagia dan syukur yang menyelimuti perasaan hati saat itu, meski hanya berupa visualisasi. Inilah yang disebut dengan kondisi yang selaras. Visualisasi itu saya lakukan sesering mungkin, terutama menjelang tidur.
Dan, apa yang kemudian terjadi?
Dalam hitungan bulan setelah saya ke Shenzhen, di saat musim dingin mulai tiba, di tangan saya telah tergenggam tiket dan visa ke Eropa Barat! Akhirnya...., setelah belasan tahun berlalu, dream came true..!! Alhamdulillah Yaa Rabb..
Bersambung..
Every great dream begins with a dreamer. Always remember, you have within you the strength, the patience, and the passion to reach for the stars to change the world ~Harriet Tubman
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!