Mohon tunggu...
Meylani Sambuari
Meylani Sambuari Mohon Tunggu... Lainnya - Supervisor Sales Marketing

newbie. pencari jati diri yang kadang alay & baper. but, this is me

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Aku, Kamu dan Kita (LDR)"

6 Januari 2018   07:48 Diperbarui: 6 Januari 2018   08:28 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Juli 12, 2016.

09:08, masih pagi saat telp genggam ku berbunyi. upps fb messenger,siapa pagi2 chat aku lewat fb..? pikir ku.

ada satu nama yang muncul disana, ku buka, dan hanya ada "terima kasih, marsha" & ku jawab "sama2".

duh siapa cowo ini ku pikir,aku gk kenal. Tapi sepertinya sehari sebelum ini dia mengirimkan permintaan pertemanan di FB & ku ijinkan, "bodoh" aku menggerutu sendiri karena asal terima permintaan dari orang yang tak ku kenal. hhmm.. tapi boleh juga cowo ini, keren. sambil senyum2 sendiri tanpa ku sadari. chat kedua pun masuk, dengan pertanyaan yang membuatku merasa "ooh dia bukan bnr2 orang yang tak dikenal"

"hai marsha, kamu saudara aldo? atau pacarnya?" hahaha pertanyaan yang menohok, ternyata dia teman aldo. Aku mencoba untuk memberinya icon tersenyum walau sebenarnya tawa itu terasa getir, yang akhirnya ku beri jawaban "dua2nya bisalah" dan aku kembali tertawa, & flashback kisahku dengan aldo. orang yang memperkenalkan ku akan sebuah hubungan yang sering di bilang orang "Long Distance Relationship", & dan berusaha meyakinkan aku jika LDR itu pantas dipercaya & diperjuangkan (yang selama ini tak pernah aku terima, karena bagi ku itu hanyalah ke sia2an), namun aldo menghancurkannya.

Tak terasa obrolan panjang kami berlanjut ke hari2 selanjutnya, penuh tawa, canda & hhmm berwarna bagai pelangi yang hadir dalam hidupku yang hampa. Dia yang tak pernah berhenti mencoba membuatku percaya jika tak selamanya LDR itu menyakitkan, karena tanpa di sadari, kita pun telah menyimpan satu rasa yang sama.

Oktober 23, 2016.

20:15, sampai juga di rumah setelah perjalanan yang membosankan dari kantor, belum sempat aku mengganti pakaian ku, kamu menelpon ku. tapi tak seperti biasanya, kali ini obrolan kita semakin serius. kamu bertanya banyak hal, tentang perasaan ku, tentang keyakinan ku atas hubungan kita yang sudah terjalin beberapa bulan belakangan ini walau tanpa ada status yang disandang. karena rasa takut ku jika harus kecewa untuk kedua kalinya dalam menjalani hubungan LDR ini. kita belum pernah berjumpa, walau tanpa itu pun, tanpa berani aku akui kalau aku telah jatuh cinta padamu.

kata itupun akhirnya terucap, kata sayang mu, kata rindumu, yang menginginkan aku menjadi kekasihmu. Bukan hanya itu, kamu memintaku untuk jadi pendampingmu, bersama dalam jatuhmu & bangkitmu. aku tak mampu berkata2, ach apa yang harus aku lakukan? aku tak ingin bohongi hati ku sendiri, jika aku pun telah jatuh cinta padanya, tapi kami belum pernah berjumpa, bagaimana rasa itu bisa tercipta? . Tak banyak kata yang keluar dari mulut ku & akhirnya ku terima cintanya, walau keraguan terus bergayut di hatiku, bahkan hingga saat ini.......

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun