Hujan adalah novel bergenre Romance, Drama, dan Sci-Fi yang ditulis oleh Tere Liye. Terbit pada Januari 2016 oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama. Buku ini menceritakan dampak sebuah bencana alam besar terhadap dunia serta kepada manusia yang harus hidup dengan perubahan iklim dan sosial yang disebabkan bencana itu.
Novel ini diawali dengan sebuah misteri. Seorang gadis bernama Lail duduk berhadapan dengan seorang perawat bernama Elijah. Terungkap, bahwa Lail ingin menghapus ingatannya! Ya, di tahun 2050 ini, teknologi sangat canggih. Ada mobil otomatis, kulkas pintar, bahkan alat penghapus ingatan. Lail berkata kepada Elijah, bahwa ia ingin menghapus kenangan tentang hujan. Seisi buku ini akan dipenuhi dengan dua buah pertanyaan: Mengapa Lail ingin menghapus ingatannya, dan siapa atau apa yang sebenarnya yang ingin Lail hapus?
Buku pun mengungkap rentetan kejadian yang membawa Lail ke tempatnya sekarang. Mulai dari bencana yang hampir memusnahkan umat manusia, tragedi yang menimpa keluarganya, kehadiran seseorang spesial yang membantunya ketika ia tenggelam dalam keputusasaan, kehadiran teman baik yang menemaninya ketika seseorang spesial itu pergi, hingga tindakan umat manusia yang memperburuk kondisi bumi.
Sedikit demi sedikit benang memori terulur, mengungkap sebuah rajutan indah yaitu hidup Lail. Sang perawat bahkan ikut terbawa emosi saat mendengar cerita Lail, apalagi aku, sebagai seorang pembaca. Hatiku tergugah, terbawa oleh alur cerita. Pada akhir cerita, nasib Lail akan terungkap bersamaan dengan nasib dunia ini.
Hujan adalah salah satu kisah paling emosional yang pernah aku baca. Berlatar di tahun 2050, di dunia futuristik dimana teknologi telah berkembang menjadi sangat amat canggih. Sekilas dunia Hujan adalah sebuah utopia dimana manusia telah berhasil menaklukan bumi sepenuhnya. Namun kenyataannya berbeda dari apa yang kita kira. Masih ada banyak masalah di bumi, terutama setelah bencana alam besar yang menjadi salah satu plot utama di novel ini. Jadi, bisa dibilang dunia Hujan adalah dunia Futuristic Post-Apocalyptic. Jika dunia Post-Apocalyptic pada umumnya menggambarkan dunia setelah bencana sebagai tempat yang berbahaya dan mematikan, dunia Hujan masih menyediakan “harapan” bagi penduduknya dalam bentuk teknologi.
Karakter utama novel ini, Lail, adalah seorang yang sangat amat kompleks. Ia adalah orang yang kuat namun lemah di waktu yang sama. Pada awal buku, kita diperlihatkan tragedi yang menimpa Lail. Pada saat itu, kehidupannya hancur. Namun, dilihatkan juga bahwa perlahan demi perlahan, Lail dapat berdiri kembali. Ini, menurutku adalah tanda bahwa Lail mempunyai karakter yang kuat. Namun, pada pertengahan novel, diperlihatkan kejatuhan Lail. Ia menjadi seseorang yang sering menangis dan melamun, berbeda dengan sebelumnya, Lail menjadi lemah. Tentu, kejatuhan dan kebangkitan Lail disebabkan oleh satu orang yang namanya akan kurahasiakan di sini, agar tidak menjadi spoiler bagi kalian.
Pemeran pembantu di novel ini menurutku adalah salah satu faktor yang membuat cerita Lail menjadi menarik. Sang penulis berhasil membentuk karakter Maryam sebagai karakter yang berwarna dan menyenangkan untuk dibaca. Ia adalah pendamping setia Lail. Keberadaan Maryam adalah pelengkap Lail. Bahkan berani kubilang, tanpa Maryam, kisah Lail tidak akan seseru ini.
Pada intinya, novel ini ingin menceritakan tentang kekuatan batin manusia. Kekuatan yang memampukan mereka untuk move on dan terus maju bahkan dari bencana dan tragedi besar sekalipun. Namun, novel ini juga menceritakan tentang kelemahan manusia, yaitu kerakusan dan kerentanan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H