Mohon tunggu...
Landrikus AradhanaMarisko
Landrikus AradhanaMarisko Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah - SMP Kelas 9

Hobi saya adalah membaca dan menulis. Saya tidak terlalu menyukai olahraga, tetapi saya tahu kalauo lahraga itu penting, dan sekarang saya mencoba untuk membiasakan diri dengan runtinitas berolahraga setiap hari. Saya adalah penyuka karya fiksi dan sastra. Penulis favorit saya adalah J.R.R. Tolkien dan Mitch Albom. Saya masih berada di kelas 9 SMP, dan sebentar lagi akan lulus menuju SMA.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Desa Dilanda Kekeringan, Warga Gelar Doa Minta Hujan

15 Februari 2023   14:32 Diperbarui: 15 Februari 2023   14:44 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

      Pada Sabtu, 14 Januari 2023, terlihat sekumpulan warga Desa Ampeh dari Aceh Utara mengadakan Shalat berjamaah di luar ruangan. Dipimpin oleh Tgk. Ismail Ahmad dan Tgk. Sufiyan Sufi, mereka menggelar tikar dan bersama-sama Shalat di sebuah lapangan. Lapangan itu, dulunya adalah sebuah landasan pacu milik PT Pema GLobal Energi. Kali ini, lapangan itu sudah tidak dipakai sebagai landasan pacu lagi, melainkan sebagai tempat Shalat para warga yang sangat menginginkan hujan untuk turun.

      Sudah berminggu-minggu sejak Desa Ampeh dilanda kekeringan, dan sampai sekarang belum juga setetes hujan turun untuk memuaskan dahaga bumi. Oleh karena itu, penduduk Desa Ampeh yang telah menderita akibat kekeringan tersebut, melakukan shalat berjamaah untuk meminta turunnya hujan. Para warga takut, jika kekeringan ini terus berlanjut, panen mereka akan gagal. Para warga telah menyadari penyebab masalah ini, bahwa karena pembangunan bendungan irigasi Krueng Pase belum selesai. Ini membuat air tidak dapat mengalir melalui saluran irigasi. Macetnya saluran air, ditambah hujan yang tidak kunjung turun, menyebabkan kekeringan parah di desa tersebut.

      Di samping Desa Ampeh, terdapat 9 kecamatan lain yang juga menderita kekeringan. Ternyata, kekeringan ini tidak terjadi hanya di satu tempat. Kekeringan di desa-desa Aceh memberikan kesulitan kepada warga-warga di Aceh. Rutinitas hidup mereka terganggu oleh bencana kekeringan. Bencana ini misa terjadi di mana saja dan kapan saja. Sebenarnya, terjadinya bencana ini banyak disebabkan oleh perubahan cuaca dan juga perubahan atau perbaikan daerah, yang tidak mungkin dihentikan. Apa yang bisa dilakukan warga dalam situasi ini, adalah meminimalisir dampak yang akan terjadi. Salah satu caranya adalah dengan menghemat air. Dalam perkara kekeringan, air menjadi komoditas langka. Karena itulah penting bagi warga untuk menghemat air dalam perkara ini.

Oleh: Landri, Joanne, Darlene, Gabriel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun