Mohon tunggu...
Lana Taufiq
Lana Taufiq Mohon Tunggu... -

saya adalah apa adanya saya :-)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Latah Gaya di Tempat Kerja

14 November 2010   09:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:37 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau latah bicara itu sudah umum, tapi kalo latah “gaya”? Alkisah, di sebuah tempat kerja (baca: kantor) ada sekumpulan makhluk Tuhan dari golongan kaum Hawa yang hobi meng-copy-paste “gaya” seseorang. Kalau dilihat dengan seksama hobi tersebut menjadi aneh dan menggelikan. Bagaimana tidak? Orang yang hobi copy-paste tersebut lebih dari 1 orang, bahkan boleh dibilang 80% komunitas kaum Hawa tersebut melakukan “latah gaya” berjamaah.

Sebagai contoh, kalau iklan di TV sedang trend rambut lurus, maka yang 80% kaum hawa di tempat kerja tersebut sibuk merebonding rambutnya. Untuk yang jalur express, mereka cukup mencatoknya, dalam waktu 5 menit saja sudah dapat memiliki rambut lurus sesuai iklan shampoo di TV. Namun, ada 1 lagi layanan yang ditawarkan salon-salon kecantikan. Demi memiliki rambut lurus, mereka berlomba-lomba men”smoothing” rambutnya. Layanan terakhir inilah yang saat ini lebih banyak diminati kaum hawa, karena rambut lurus yang dihasilkan lebih terlihat lurus alami. Tak pelak lagi, komunitas kaum hawa di tempat kerja tersebut saling berlomba memamerkan hasil “smoothing”annya. Jika salah satu dari mereka berambut “keriting” yang menggoda, maka jangan heran jika dalam hitungan hari sudah ada kaum hawa lainnya yang memiliki gaya rambut yang sama.

Lain lagi halnya dengan gaya pakaian. Jika salah satu dari kaum hawa tersebut mengenakan pakaian yang modelnya unik, bisa dipastikan hari berikutnya beberapa kaum hawa lainnya di tempat kerja tersebut sibuk berburu baju model tersebut. Ealah, latah gaya?!*&%$#@ Oleh karena hobi latah kaum hawa itulah aku semakin memposisikan diriku diluarjalur mereka. “Be myself”…. Biarlah mereka seperti itu, tapi aku ya “aku”. Aku aneh, nyleneh, sakarep ‘na sok mangga……aku semakin mencintai diriku yang bukan dari golongan “kebanyakan” itu (semakin narsis). Terbukti, gaya ku yang terakhir ini tak “dilatahi” oleh orang-orang itu (karena gayaku sebelum2nya banyak di-copy-paste). Bangga? Jelas, karena ini beraarti semakin menunjukkan jati diriku yang sesungguhnya bahwa aku memang berbeda! Dan mereka tak berani meniru gayaku hehehe.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun