Mohon tunggu...
Edy A Effendi
Edy A Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

saya hanya ingin menulis apa adanya bukan ada apanya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Toeti Adhitama Berbohong

1 Maret 2012   23:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:39 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Suatu ketika di paruh tahun 2007,  Media Indonesia disomasi beberapa ormas Islam. Somasi itu berawal dari pernyataan Elman Saragih (Pemimpin Redaksi Metro TV) di Editorial Pagi bahwa orang-orang yang menentang kedatangan Bill Clinton, adalah orang-orang bodoh.

Pernyataan Elman mengundang reaksi keras dari berbagai ormas Islam karena para penentang atau pendemo kehadiran Bill Clinton di Indonesia, sebagain orang Islam. Terjadilah somasi dan pertemuan antara perwakilan ormas Islam dan pihak media grup di ruang besar Media Indonesia.

Dari ormas Islam salah satunya hadir pengacara Mahendradata dan dari pihak Media Grup, ada Toeti Adhitama, Elman Saragih, Djafar H. Assegaff dan beberapa petinggi lain. Pertemuan pun berakhir damai.

Mahendradata tak ikut sampai selesai pertemuan tersebut karena dianggap sudah mencapai titik pemahaman yang sama. Saya sempatkan berkomunikasi dengan Mahendradata dan menanyakan hasil pertemuan tersebut.

Mahendradata menjawab bahwa terjadi pemakluman karena menurut Toeti Adhitama, kita sama-sama muslim dan ingin memperjuangkan aspirasi bersama. Menurut Mahendradata, sama-sama muslim itu ditujukan ke Elman Saragih.

Inilah kebohongan yang luar biasa yang diperlihatkan Toeti Adhitama. Elman bukanlah pemeluk Islam. Selain sebagai Pemimpin Redaksi Metro TV, profesi Elman Saragih adalah seorang pendeta. Menurut pengakuan Elman sendiri, ia sering memberi khutbah di gereja.

Sangat disayangkan jika Toeti Adhitama, yang dikenal wartawan senior memanipulasi agama seseorang demi membela hal-hal yang keliru.

Perlu ditekahui, Media Grup (Metro TV dan Media Indonesia), sangat sering didemo kelompok-kelompok Islam karena pemberitaannya sering menyudutkan pihak Islam. Suatu ketika di ujung tahun 2001, ada 150 faks lebih yang datang ke redaksi Media Indonesia dan juga somasi langsung ke Media Indonesia karena di rubrik editorial, Laurens Tato menyudutkan umat Islam Indonesia untuk tak membela Palestina. Alasannya bahwa persoalan Palestina bukan persoalan agama tapi persoalan politik.

Jika memang benar pernyataan Lauerns, sejatinya ia harus bijak melihat berbagai ragam sikap  umat Islam Indonesia ketika berhadapan dengan persoalan Palestina..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun