Mohon tunggu...
Edy A Effendi
Edy A Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

saya hanya ingin menulis apa adanya bukan ada apanya.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Air Tuba Dibalas Air Susu

9 April 2014   04:15 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:53 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya jadi makin merasa bersalah dan malu bukan kepalang. Bagaimana tidak, belum selesai saya mengusir rasa bersalah yang gentayangan mengedor-gedor dinding ingatan saya, Lanang Sawah malah memberi saya semangat dan keberanian buat berkarya! Terus terang, saya jadi ingat kalau pepatah “air susu dibalas air tuba”, dalam konteks ini berubah menjadi “air tuba dibalas air susu”–keburukan saya dibalas Lanang Sawah dengan kebaikan. Ya! Lanang Sawah menularkan semangat dan keberanian penuh keyakinan kepada saya.

Saya memang masih harus banyak belajar, termasuk belajar membusukkan ingatan soal perbuatan buruk saya pada orang lain maupun Lanang Sawah. Dengan membusukkan segala ingatan buruk itu menjadi pupuk bagi pohon usia saya, kemudian saya membakarnya dengan kobaran semangat sekaligus keberanian dari berbagai sumber, termasuk dari Lanang Sawah, semoga saja buah-buah karya tulis saya pun berlahiran, terjun mengelinding hingga sampai ke mata pembaca, dan dapat dikunyah-nikmati siapa saja yang menyukainya. Amin.

Soal tema politik identitas dalam ranah sastra, lagi-lagi saya tampaknya masih butuh waktu buat belajar lebih banyak. Tapi yang jelas, menyepakati saran Lanang Sawah, “jangan dibiarkan pikiranmu telanjang tanpa pakaian kebesaran bertajuk buku”, sedapat mungkin saya pasti mengembangbiakan kata-kata selembar demi selembar, menyusunnya jadi pakaian paling pas dengan benang-benang pikiran saya, seraya saya tetap berjuang menajamkan hati menjadi jarum yang merajut benang-benang pikiran saya. Dengan begitu, pakaian dari kata-kata yang saya ternakkan, bakal panjang umurnya buat membungkus badan saya.

Terima Kasih banyak atas Semangat, Keberanian, juga Kepercayaan-diri, yang sengaja ditularkan Lanang Sawah. Semoga kemuliaan selalu bersama beliau…

* Ini ditulis oleh seorang kawan yang mengirim ke inbox FBku. Awalnya dia menghinaku dengan amat sangat tapi aku bangkitkan dia agar lebih baik menulis ketimbang menghina aku yang memang sudah hina ini.

edyaeffendi

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun