Mohon tunggu...
Fayza Maulina
Fayza Maulina Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Advokasi Inklusif, Membangun Dunia yang Lebih Setara bagi Penyandang Disabilitas

30 Agustus 2024   14:30 Diperbarui: 30 Agustus 2024   16:17 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Universitas Muhammadiyah Sidaorjo, Fakultas Bisnis, Hukum, dan Sosial (FBHIS) 30/8- mewadai gerakan advokasi untuk mewujudkan kesetaraan bagi penyandang disabilitas semakin menguat. Berbagai pihak, mulai dari pemerintah, organisasi masyarakat sipil, hingga individu, terus berupaya menciptakan lingkungan yang inklusif dan bebas hambatan bagi semua.


Dalam resolusi dewan keamanan PBB 2250 menyatakan jika partisipasi generasi muda dalam proses pengambilan keputusam dam menyerukan negara-negara untuk memastikan bahwa generasi muda didorong dan diberdayakan untuk mengambil bagian dalam acara-acara seperti pemilu untuk berkontribusi dalam pengambilan keputusan formal.


Tantangan yang Dihadapi
Meskipun telah ada kemajuan signifikan, penyandang disabilitas masih menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa di antaranya adalah:

  • Aksesibilitas fisik: Kurangnya fasilitas umum yang ramah disabilitas, seperti trotoar yang landai, tempat parkir khusus, dan gedung-gedung yang dilengkapi dengan lift dan ramp.
  • Diskriminasi: Stigma dan prasangka negatif terhadap penyandang disabilitas masih sering terjadi, sehingga mereka sulit mendapatkan pekerjaan, pendidikan, dan kesempatan yang sama.
  • Kurangnya dukungan: Banyak penyandang disabilitas yang membutuhkan bantuan tambahan, seperti alat bantu, terapi, dan pendamping, namun akses terhadap layanan ini masih terbatas.

Upaya Advokasi Inklusif

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut. Beberapa di antaranya adalah:

  • Advokasi kebijakan: Para aktivis disabilitas terus mendesak pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang lebih inklusif, seperti Undang-Undang tentang Penyandang Disabilitas yang komprehensif dan efektif.
  • Peningkatan kesadaran: Kampanye-kampanye sosialisasi dilakukan untuk mengubah persepsi masyarakat tentang disabilitas dan mendorong penerimaan yang lebih baik.
  • Pemberdayaan penyandang disabilitas: Organisasi-organisasi disabilitas memberikan pelatihan dan pendampingan kepada anggota mereka untuk meningkatkan kemandirian dan partisipasi dalam masyarakat.
  • Kolaborasi lintas sektor: Pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, misalnya melalui pembangunan infrastruktur yang ramah disabilitas dan penyediaan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Beberapa contoh keberhasilan advokasi inklusif di Indonesia antara lain:

Pengesahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas: Undang-undang ini menjadi landasan hukum bagi perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.

  • Peningkatan aksesibilitas fisik di beberapa kota besar: Semakin banyak fasilitas umum yang dilengkapi dengan fasilitas untuk penyandang disabilitas.
  • Munculnya berbagai program inklusi di sekolah dan tempat kerja: Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran akan pentingnya inklusi.

Meskipun telah ada kemajuan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Beberapa tantangan yang perlu diatasi antara lain:

  • Implementasi kebijakan: Undang-undang dan kebijakan yang ada perlu diimplementasikan secara konsisten dan efektif di seluruh wilayah Indonesia.
  • Peningkatan kualitas layanan: Layanan yang diberikan kepada penyandang disabilitas perlu ditingkatkan kualitasnya agar lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
  • Perubahan sikap dan perilaku: Perubahan sikap dan perilaku masyarakat terhadap penyandang disabilitas membutuhkan waktu yang panjang dan upaya yang terus-menerus.
  • Advokasi inklusif adalah perjuangan panjang yang membutuhkan kerja sama dari semua pihak. Dengan terus berupaya menciptakan lingkungan yang inklusif, kita dapat memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang, termasuk penyandang disabilitas, untuk berkontribusi dan hidup dengan layak.
  • Advokasi Inklusif: Membangun Dunia yang Lebih Setara bagi Penyandang Disabilitas

Jadilah bagian dari perubahan positif! Di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA), kami percaya bahwa pendidikan adalah hak setiap orang, tanpa terkecuali. Bergabunglah dengan kami dalam membangun masa depan yang lebih cerah, di mana tidak ada lagi batasan yang menghalangi siapa pun untuk mencapai potensi maksimal mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun