Mohon tunggu...
La mualsa
La mualsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lalu Alfan

Never stop to try!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perang Siber antara Amerika dan Tiongkok

28 Januari 2022   10:35 Diperbarui: 28 Januari 2022   10:38 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pendahuluan

Peradaban saat ini umumnya dikenal dengan istilah era teknologi, sederhananya adalah zaman modern saat ini tak luput dari penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari karena kecanggihannya yang multifungsi. Dalam dunia teknologi dikenal adanya istilah Ruang Siber atau Cyberspace yang merupakan ruang dimana para internet citizen atau biasa disingkat netizen dapat saling terhubung untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari.

Dalam Hubungan Internasional, dunia siber pada awalnya sering dianggap sebagai low politics, namun seiring berjalannya waktu kini ruang siber dianggap sebagai high politics. Hal ini dikarenakan kedaulatan negara tidak hanya di dunia nyata saja, tetapi juga merambat ke dunia siber. Sehingga beberapa negara mulai mengatur bagaimana perilaku warga negaranya di ruang siber, dan saat ini negara pun punya ruang atau arena baru untuk melakukan perang, salah satu contohnya adalah Cyberwar antara Amerika Serikat dengan Tiongkok.

Amerika dan Tiongkok merupakan dua negara besar yang menempati posisi 1 dan 2 dunia dalam hal kekuatan militer dan persenjataan. Dalam aktivitas internasional pun dua negara ini seringkali terlibat konflik, baik itu di dunia nyata maupun di dunia siber. Konflik yang terjadi diantara keduanya juga kerapkali menciptakan ketegangan hingga memberi pengaruh terhadap tatanan internasional.

Isi/pembahasan

Kemunculan Tiongkok sebagai kekuatan baru di dunia internasional menarik perhatian banyak negara, pasalnya kemunculannya pada kancah perpolitikan internasional terkesan fenomenal. 

Salah satu fenomena yang menarik dari negara ini adalah tuduhan yang ditujukan pada Tiongkok sebagai pelaku cyber attack atau serangan siber terhadap situs pertahanan dan keamanan Amerika Serikat yang dilakukan pada 4 Mei 2001. 

Diketahui motif Tiongkok pada serangan siber itu untuk mencari tahu data-data pembuatan peralatan perang Amerika Serikat yang dikemudian hari Tiongkok mampu menciptakan senjata yang lebih canggih dari milik Amerika (Nadya, 2014). 

Mengingat Amerika merupakan negara yang masih konsisten menjadi negara produsen persenjataan canggih sehingga hal tersebut tentunya memicu tindakan Tiongkok untuk melakukan berbagai macam upaya seperti cyber spionase hingga cyber attack agar dapat menyaingi bahkan mengungguli Amerika dari segi industri militer dan IPTEK.

Puncak ketegangan antara Tiongkok dengan Amerika yaitu ketika perusahaan keamanan komputer pribadi Mandiant mengidentifikasi bahwa PLA unit 61398 merupakan pelaku serangan siber yang menyerang asosiasi Amerika. 

Aktivitas peretasan oleh Tiongkok ini tidak hanya menembus sistem keamanan perangkat lunak perusahaan dan lembaga ekonomi Amerika, tetapi juga berhasil  menembus jaringan Departemen Pertahanan, Departemen Energi, Departemen Keamanan Dalam Negeri, hingga jaringan kontrak pertahanan Amerika (Menzano, 2021). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun