Timnas U-19 berhasil menjuarai piala AFF untuk kedua kalinya setelah mengalahkan Thailand dengan skor tipis 1-0, gol Indonesia tercipta lewat sontekan kaki Jens Ravan pada menit ke-18 setelah terjadi kemelut di depan gawang Thailand. Ini merupakan prestasi kedua pelatih Indra Sjafri dalam menyumbang dua trofi piala AFF U-19 yang diantaranya tercipta pada tahun 2013 dan yang kedua 2024.
Peforma timnas muda kita dibawah asuhan Indra Sjafri memang cukup mengesankan, dimana Garuda muda mencatatkan lima kemenangan secara beruntun yang diantara tiga laga di babak penyisihan grup dan dua laga di babak gugur.Â
Meskipun timnas U-19 menyandang gelar juara AFF edisi 2024, masih banyak yang harus di perbaiki dari skuat ini agar bisa menjadi generasi emas Indonesia selanjutnya. Salah satunya pemain lini depan dan tengah, ada beberapa kali terjadi miss komunikasi antara pemain tengah dengan penyerang.Â
Sehingga alur permainan kita terkadang terhenti karena kesalapahaman antar pemain, salah satu contoh adalah ketika Raven menerima bola dan kemudian memberikan umpan balik namun ternyata Arly malah memilih mundur bertahan. Selain itu pemain tengah kita seperti kehilangan akal untuk melakukan umpan penetrasi, ada beberapa percobaan namun satupun tidak ada yang berhasil melakukan umpan trobosan.
Jadi timnas hanya bisa melakukan serangan dari sayap saja, dan kemudian bisa terbaca lawan alur serangan kita. Harus diakui permainan Thailand lebih baik dari timnas kita, ada beberapa umpan terobosan yang lolos sehingga para pemain Thailand bisa melakukan tembakan ke arah gawang. Beruntung tembakan para pemain Thailand masih bisa teratasi kiper kita, meskipun ada dua kali diselamatkan tiang gawang.
Peran pemain naturalisasi juga menjadi kunci keberhasilan kita, jika dilihat dari peforma Jens Raven memang luar biasa. Raven sangat tenang dalam mengolah sikulit bundar dan kerap memberikan umpan-umpan berbahaya bagi lawan, sayangnya di babak kedua aksi Raven mulai redup usai jarang menerima bola dari rekanya.
Sehingga Raven kerap membantu lini pertahanan, ini merupakan PR berat bagi pelatih Indra Sjafri dalam mengatasi permasalahan di lini tengah kita yang sulit dalam memberikan umpan penetrasi ke penyerang.
Jujur, sebenarnya saya masih 50-50 melihat peran Raven di babak kedua. Apakah ini instruksi dari sang pelatih apa memang lini tengah kita yang sudah kehilangan momentum saat mendapatkan bola, memang sejak mencetak gol di menit 18, Raven selalu mendapat kawalan dua pemain Thailand sekaligus.
Memang sangat sulit bagi Raven bisa berlama-lama menguasai bola jika dikepung dua sampai tiga pemain, tapi harus diakui Raven selalu bisa mengatasai permasalahannya sendiri dengan beberapa kali lolos memberikan umpan ke mulut gawang sayangnya tidak bisa dimaksimalkan rekan-rekanya sendiri.
Pelatih Indra Sjafri harus kembali membenahi tim untuk persiapan kualifikasi piala Asia U-20 mendatang, dimana tim asuhan Indra Sjafri berada di grup F bersama Yaman, Timor Leste dan Maladewa. Harus diakui grup F lawan indonesia tidak ada yang berat jadi ini merupakan keuntungan bagi timnas kita.