Kabar berakhirnya kontrak pelatih Shin Tae yong bersama timnas Indonesia menjadi kabar yang menyedihkan bagi para penggemar sepak bola tanah air, pasalnya banyak publik yang merasa puas dan bangga dengan cara kepelatihan STy hingga sampai ini. Dan hal ini tidak pernah ditemukan pada pelatih timnas yang sebelum-belumnya.
Era kebangkitan sepak bola kita memang mulai tercium sejak diasuh oleh pelatih asal Korea Selatan ini, dan itu bisa kita rasakan saat ini meskipun STy belum ada menyumbangkan satu trofi pun ke museum timnas.Â
Tiga tahun lebih bersama STy, banyak melahirkan pemain muda yang berkualitas yang cikal-bakal menjadi penerus generasi emas timnas Indonesia dikancah sepak bola.Â
Untuk memajukan sepak bola bukanlah perkara mudah, apalagi seperti timnas kita yang sepak bolanya jauh dari kata level Asia. Inilah problem yang hampir diselesaikan pelatih Shin Tae yong agar menjadi pondasi utama timnas saat berkompetisi.
Hal itu terbukti, dimana kita bisa lolos ke piala asia murni dari babak kualifikasi bukan jalur tuan rumah saat edisi piala asia 2007. Timnas kita juga mencatatkan sejarah untuk pertama kalinya dengan lolos ke babak 16 besar piala asia 2023. Hal inilah yang membuat banyak publik menyukai pelatih STy.
Mampukah PSSI Mencari Pelatih Sekelas STY? Erick Tohir Harus Belajarlah Dari Vietnam
Seandainya PSSI tidak mau memperpanjang kontrak Shin Tae yong, apakah PSSI sudah mempunyai kandidat yang kemampuanya diatas atau setara dengan STy. Jika pelatih yang kapasitasnya jauh dibawah STy maka sepak bola kita akan kembali mengalami kemunduran lambat laut hingga para pemain asuhan STy hilang satu persatu.
Ketum PSSI harus belajar dari federasi sepak bola Vietnam (VFF) dimana mereka terlalu ambisius menembus piala dunia padahal kemampuan tim mereka masih dibawah tim-tim langganan piala asia, terlalu banyak tuntutan sehingga pelatih Park Hang Seo memutuskan tidak mau memperpanjang kontraknya bersama Vietnam.
Park Hang seo mengetahui kapasitas pemainya yang belum bisa bersaing dengan para jawara Asia Barat, Timur bahkan Timur tengah yang notabene kekuatanya jauh diatas level Vietnam. Park Hang seo juga sering mengeluh dengan infrastruktur sepak bola Vietnam yang masih tertinggal dari Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.
Terbukti saat ini Vietnam mengalami kemerosotan sepak bolanya, dari yang biasanya langganan babak 16 besar piala asia kini harus menjadi juru kunci grup. Kapasitas pelatih Phillipe Troussier masih di bawah Park Hang seo, kenapa demikian? karena Troussier tidak bisa menerapkan permain cepat yang kerap ditampilkan Vietnam saat di bawah asuah Park Hang seo.
Indonesia juga bisa saja mengalami hal yang sama dengan Vietnam, dimana PSSI terlalu banyak menuntuk kepada pelatih STy. Sejauh ini permainan kita sudah jauh sangat baik daripada yang sebelum-belumnya. Pelatih STy juga telah membangun pondasi yang kuat dengan cara melahirkan pemain muda yang berkualitas dan dibumbui dengan pemain naturalisasi yang masih ada kaitannya darahnya dengan Indonesia.