Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Pegangguran yang suka menulis disaat Ultramen tidur

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Populasi Dunia Mencapai 8 Miliar, SDA Kian Terancam Habis

15 November 2022   20:54 Diperbarui: 17 November 2022   17:31 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jumlah penduduk mengalami peningkatan hingga dua digit. Ditahun 1975 populasi dunia mencapai 4 miliar dan sekarang telah mencapai 8 miliar pada tahun 2022."

Pada tanggal 15 November 2022, Perserikatan Bangsa-Bangsa-Bangsa (PBB) merilis jumlah populasi dunia yang telah mencapai sekitar 8 miliar jiwa, jumlah ini dinilai sangat tinggi di luar dari perkiraan, dilansir dari website resmi PBB www.un.org (15/11).

Penyebab utama meningkatnya pertumbuhan populasi ini disebabkan tidak terkontrolnya program Keluarga Berencana (KB) dan juga faktor pernikahan dini.

Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan jumlah populasi global mencapai 7 sampai 8 miliar jiwa dalam kurun waktu 12 tahun dari tahun 2018. Dan untuk tumbuh menjadi 9 miliar jiwa akan memakan waktu sekitar 15 tahun dari tahun 2022, atau tepatnya di tahun 2037.

Secara statistik, populasi penduduk secara global telah meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir. Dan ini akan terus bertambah setiap harinya jika tidak ada tindakan dari pemerintah mereka masing-masing.

Jika berkaca dari tahun 1800-an, jumlah penduduk dunia tercatat mencapai 1 miliar dan baru pada tahun 1928 populasi mencapai 2 miliar orang. 

Sejak itu, jumlah penduduk mengalami peningkatan hingga dua digit. Ditahun 1975 populasi dunia mencapai 4 miliar dan sekarang telah mencapai 8 miliar pada tahun 2022.

Dan ini merupakan pertumbuhan populasi yang sangat tinggi, memang setiap hari ada ratusan ribu hingga jutaan anak yang lahir di dunia dan begitu juga orang yang meninggal. 

Bagaimanapun, angka kelahiran lebih tinggi dari angka kematian terkecuali karena faktor wabah atau bencana yang membuat angka kematian menjadi tinggi.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menilai pertumbuhan drastis populasi di dunia sangat baik untuk kelangsungan hidup. Namun, memiliki potensi negatif jika terjadi over kapasitas populasi di setiap negara masing-masing.

Menurut PBB, negara-negara dengan tingkat kesuburan populasi yang tinggi cenderung menjadi negara-negara dengan pendapatan per kapitanya paling terendah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun