Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara pembukaan Perkebunan rumah kaca skala besar yang baru saja di gagas negaranya sebagai bentuk pertahanan pangan demi kesejahteraan rakyat, pertanian atau perkebunan modern ini dibangun tepat di lokasi bekas pangkalan udara.
Daerah ini sebelumnya adalah tempat menguji coba rudal balistik buatan Korut dan kini telah beralih fungsi menjadi lahan pertanian modern.
Acara pembukaan Perkebunan Rumah Kaca Ryonpho yang terletak di daerah Hamju ini juga bertepatan dengan peringatan hari berdirinya Partai Buruh, yang merupakan salah satu hari libur besar di Korea Utara.
Kim  Jong Un menghadiri acara peresmian tersebut setelah mengarahkan latihan nuklir taktis sebagai bentuk teguran terhadap negara tetangganya Korea Selatan. Yang dimana, Korea Selatan sedang melakukan latihan militer bersama Amerika Serikat selama dua minggu, latihan yang dilakukan Kim Jong Un ini bukanlah main-main semata-mata, melainkan bentuk gertakan Korut terhadap Korsel.
Meskipun suasana panas atas latihan militer AS-Korsel berlangsung, Kim tetap hadir dalam acara peresmian tersebut disusul dukungan dari Partai Buruh Korea yang mendukung sepenuhnya pelaksanaan proyek pertanian dengan mengubah bekas Pangkalan Udara Ryonpho menjadi pertanian yang sangat modern. Pengagas proyek ini mengatakan jika perkebunan rumah kaca akan menjadi model peradaban canggih untuk bercocok tanam di pedesaan di masa depan.Â
Perkebunan ini diidentifikasi sebagai tugas prioritas Korut untuk meningkatkan sumber daya alam untuk kehidupan masyarakat korut.
Pertanian ini terdiri dari 850 blok rumah kaca, di atas lahan seluas 280 hektar, yang terletak di dekat area perumahan warga. Ada sekitar 1.000 rumah yang berdekatan dengan areal ini termasuk sekolah, fasilitas umum dan layanan lainnya.
Kim mengarahkan implementasi inisiatif pertanian ini untuk meningkatkan pasokan sayuran dan memuji para tentara dan pekerja yang menyelesaikan pembangunan proyek hanya dalam beberapa bulan saja.
Korea Utara pernah meluncurkan proyek rumah kaca pertamanya pada tahun 2019, tetapi dalam skala yang lebih kecil yang terletak di daerah Kyongsong di utara Korut, Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemandirian dalam menghadapi serangkaian sanksi internasional terhadap Korea Utara.
